Salah satu perempuan di sana mengatakan pada saya dia telah hidup di jalanan selama tujuh tahun dan tidak memiliki keterampilan apapun.
Putranya, Wesley yang berumur satu tahun, sedang pilek jadi kita berjalan ke apotik, tempat Oluoch membelikannya obat-obatan.
Perbedaan antara si wanita dan bayinya dengan pakaian kumal dan pelayan apotik dengan jas putihnya sangat mencolok.
”Mereka tahu saya tidak memberikannya uang. Saya tidak mendukung orang lain memberikan uang juga tapi bila saya dapat membantu membelikan barang-barang seperti obat, saya akan melakukannya,” jelas Oluoch sambil kita berjalan keluar.
!break!Gaya Hidup yang Tak Ingin Ditinggalkan
Semakin lama Oluoch menghabiskan waktu bersama anak-anak jalanan, semakin dia paham bahwa hidup di jalanan membuat orang ketagihan.
Sebagian anak bahkan tidak bisa atau tidak mau meninggalkan kehidupan itu. Hanya gaya hidup itu yang mereka ketahui. Bahkan ada yang menjual pakaian yang diberikan untuk membeli narkoba atau alkohol.
Tetapi beberapa - meskipun hanya sedikit - masih memimpikan kehidupan yang berbeda.
"Saya meninggalkan sekolah setelah ayah saya meninggal dan ibu saya tidak mampu menyekolahi saya, jadi saya pikir lebih mudah untuk keluar saja dan mengurus diri sendiri," kata Neville yang berusia 13 tahun.
Dia menambahkan ingin menjadi reporter.
"Saya ingin kembali ke sekolah satu hari. Saya berharap Odijo dapat membantu dengan itu. Saya tidak mau tinggal di sini selamanya."
Mendengar itu mengisi Clifford dengan harapan dan dorongan untuk terus maju.
"Bila saya dapat menyelamatkan hanya satu orang, satu anak saja, akan cukup bagi saya," katanya.
Jadi dia terus datang kembali, malam demi malam membawa tidak lebih dari roti diolesi mentega dan hati yang penuh cinta - dan anak-anak jalanan sangat berterima kasih.