Seks: Kesenangan yang Berbalut Risiko

By , Kamis, 14 Mei 2015 | 13:00 WIB

Saat hubungan makin intim, sejauh mana kemungkinannya menjadi hamil ... atau bahkan sekarat karena terkena serangan jantung? 

Seks: semua orang—baiklah, hampir semua orang—melakukannya. 

Tetapi seperti halnya dengan berbagai aktivitas lain yang mengasyikkan, seks juga memiliki risikonya sendiri. 

Kehamilan yang tidak diinginkan dan tertular penyakit yang menjijikkan merupakan beberapa risiko yang nyata, tetapi juga ada risiko terkena serangan jantung, terluka ketika ranjang ambruk, atau bahkan kemungkinan tertangkap basah karena melakukannya di tempat umum! 

Jadi, apa yang tampaknya merupakan perbuatan yang sederhana (paling tidak untuk sejumlah orang) sebenarnya merupakan hal yang agak rumit. Itu artinya kita bisa mulai mencari-cari hal yang seru untuk mengetahui betapa besarnya risiko adegan kamar tidur ini. 

Mari kita mulai, seperti kebanyakan dari kita, dengan seks sederhana tanpa menggunakan pelindung antara seorang lelaki dan seorang perempuan, dan tanyakanlah: sebesar apa kemungkinannya menjadi hamil? 

Hal ini, untuk alasan yang pasti bisa dipahami, agak sulit untuk dipelajari di kondisi alat laboratorium. 

Di balik pintu tertutup, prostitusi legal berkembang di Hong Kong. Kebanyakan pekerja seks berasal dari daratan seperti J, 32 tahun, yang bekerja di rumah bordil satu-wanita, satu-satunya jenis operasi prostitusi yang diizinkan.. (O. Louis Mazzatenta)

!break!

Satu penelitian di Selandia Baru yang hanya mengizinkan pesertanya untuk berhubungan seks satu bulan sekali saja, tidak mengherankan, memiliki angka dropout alias peserta yang meninggalkan penelitian yang tinggi. 

Mungkin penelitian dengan jumlah peserta paling kukuh adalah penelitian di Eropa yang merekrut 782 pasangan muda yang tidak menggunakan alat kontrasepsi artifisial dan yang dengan hati-hati mencatat hari dilakukannya hubungan seks (dan aduh... banyak sekali harinya!) sampai terjadi 487 kehamilan. 

Cara termudah memperkirakan kemungkinan hamil adalah mempertimbangkan hanya siklus di mana hanya ada satu kali hubungan seks. 

Masa puncak untuk kehamilan kelihatannya terjadi dua hari sebelum ovulasi: peluang untuk hamil selama masa ini adalah sekitar 25%, yang mengonfirmasikan perkiraan sebelumnya. 

Tetapi peluang ini menurun cukup besar di kedua sisi masa puncak, sampai dengan rata-rata 5% di bagian lain siklus. 

Intinya adalah satu kali hubungan seks pada pasangan muda memiliki rata-rata satu dalam 20 kemungkinan untuk hamil. 

Ini berdasarkan kesempatan yang ada untuk melakukannya pada hari yang mana saja, sebagaimana biasanya terjadi ketika pada kaum muda. 

Angelina Jolie menjadi duta yang berada di lini depan kampanye anti kekerasan seksual dalam perang. (Foto: AP via BBC Indonesia)

!break!

Menghitung keberhasilan 

Jadi, dengan mempertimbangkan hal ini, seberapa besar kemungkinan berhasil untuk pasangan biasanya yang mencoba memiliki anak? 

Orang-orang yang mempelajari bagaimana penduduk berubah disebut sebagai ahli demografi, dan para ahli ini menggunakan istilah yang agak akademis untuk menggambarkan peluang menjadi hamil dalam satu siklus menstruasi: kesuburan. 

Ini tentunya bervariasi di antara pasangan-pasangan, namun perkiraan rata-ratanya adalah antara 15% sampai 30% di negara yang berpenghasilan tinggi. 

Dengan menggunakan angka yang lebih rendah ini, kita dapat memperkirakan bahwa untuk pasangan biasa yang mencoba memiliki anak, ada 85% kemungkinan mengakhiri tiap bulan tanpa mengandung. 

Jika kita anggap setiap bulan sama dan independen, maka ada 0.85 x 0.85 (kalikan 12 kali) kemungkinan untuk tidak hamil dalam satu tahun mencoba hamil, yaitu 14%. 

Maka, dengan kata lain, kesuburan 15% artinya 100 – 14 = 86% kemungkinan untuk mengandung dalam satu tahun. 

Angka 90% sering kali dikutip sebagai proporsi pasangan muda yang akan mengandung setelah satu tahun tidak menggunakan kontrasepsi, yang berkoresponden dengan kesuburan 18%. 

Ilustrasi. (Thinkstock)

!break!

Mengurangi risiko 

Tetapi katakanlah Anda tidak ingin hamil, pertanyannya kemudian adalah seberapa efektifnya jenis-jenis kontrasepsi yang tersedia? 

Ini biasanya dinyatakan sebagai tingkat kehamilan setelah satu tahun menggunakan kontrasepsi, dan sangat tergantung tentunya, pada kehati-hatian menggunakan pencegahan ini. 

Alat keluarga berencana seperti pil kontrasepsi, alat intrauterine (IUD), implant dan injeksi disebutkan sebagai 99% efektif, jadi kurang dari 1 dalam 100 pengguna alat KB saja yang hamil setelah satu tahun menggunakannya. 

Kondom untuk pria efektif sekitar 98% jika digunakan dengan benar. Diafragma (atau kondom wanita) dan kap serviks dengan spermisida disebutkan 92-96% efektif, yang artinya antara 4 dan 8 perempuan yang menggunakannya akan hamil setiap tahunnya. 

Angka-angka ini khususnya sangat penting ketika mencoba meminimalkan insiden kehamilan remaja yang tidak diinginkan. 

Pada tahun 1998 di Inggris 41.000 anak perempuan berusia 15-17 hamil. 

Artinya 47 kehamilan dari setiap 1.000 anak perempuan, atau 1 dari setiap 21 anak perempuan—atau untuk memberi perbandingan yang lebih mencolok—satu anak perempuan di setiap kelas yang berukuran rata-rata (di Inggris tadinya rata-rata murid per kelas adalah 20 orang).

Ilustrasi (Thinkstockphotos)

!break!

Upaya pemerintah Inggris untuk mengurangi setengah dari angka ini pada tahun 2010 hanya berhasil sebagian; pada tahun 2009 angka kehamilan gadis remaja ini menurun menjadi 38 per 1.000 anak perempuan, atau turun 19% bukannya 50% seperti yang ditargetkan. 

Empat puluh sembilan persen dari kehamilan remaja ini berakhir dengan aborsi, tetapi masih ada banyak remaja yang melahirkan. 

Dalam laporan UNICEF tahun 2001, Inggris memiliki tingkat kehamilan remaja tertinggi di Eropa dengan 30 kelahiran per perempuan berusia 15 sampai 19 tahun, dengan hanya Amerika Serikat yang memiliki angka lebih tinggi di antara negara-negara berpenghasilan tinggi anggota OECD, dengan 52 kelahiran per 1.000. 

Ini merupakan perbedaan yang sangat mencolok dibandingkan negara-negara seperti Korea, Jepang, Swiss, Belanda dan Swedia, yang memiliki tingkat kelahiran kurang dari tujuh per 1.000 remaja. 

Belanda hanya berada di seberang selat saja jaraknya dari Inggris, akan tetapi kaum muda mereka jelas memiliki pendekatan yang berbeda terhadap seks. 

Ilustrasi (Thinkstockphoto)

!break!

Akhir yang tidak asyik 

Akhirnya, kita juga tidak boleh melupakan risiko aktivitas penuh semangat ini.Tahun lalu, peneliti memperkirakan 1 dari 45 serangan jantung dipicu oleh aktivitas seksual. Orang-orang terkenal seperti Nelson Rockefeller, Errol Flynn, Presiden Felix Faure dari Prancis, dan paling tidak dua orang paus, disebutkan meninggal karena hal ini. 

Aktivitas seksual yang dilakukan sendirian dahulu diasosiasikan dengan kebutaan dan terhambatnya pertumbuhan, namun bisa dibilang masih terbatas adanya bukti-bukti tentang hal ini. 

Namun, jika melibatkan asfiksiasi atau kekurangan oksigen, tentunya hal ini tidak dianjurkan, dengan adanya sejumlah korban yang tercatat meninggal, termasuk aktor David Carradine, penyanyi Michael Hutchence dan seorang anggota parlemen Inggris. 

Sebuah penelitian mencatat adanya 117 korban meninggal hanya dari dua provinsi di Kanada karena hal ini. 

Pesan moral dari semua ini mungkin adalah seks bukan hanya menyangkut soal moral tetapi juga risiko.