Interaksi dengan pengugsi, lanjut Fakhri, terasa lebih gampang apa lagi dengan anak-anak. Mereka senang difoto. Banyak diantara mereka yang belum pernah difoto sebelumnya. Sementara orang dewasa, Fakhri mencari pengungsi yang sedikit bisa berbahasa Inggris maupun yang bisa bahasa Melayu.
Fakhri dan tim relawan membiasakan berinteraksi dengan para pengungsi menggunakan bahasa Inggris. "Ini akan memudahkan mereka jika suatu saat nanti mereka harus keluar dari Indonesia," imbuhnya.
Selain kamp pengungsi Bayeun di Aceh Timur, Fakhri juga mengantarkan bantuan ke kamp Kuala Langsa di Kota Langsa dan Kamp Kuala Cangkoy di Aceh Utara. Di kamp-kamp ini, Fakhri mengantarkan bantuan makanan, obat-obatan serta keperluan perempuan. Di kedua kamp ini, lanjutnya, terdapat sekitar 730 pengungsi.
"Kami harus kembali ke Banda Aceh setelah 10 hari di lapangan. Bantuan banyak menumpuk di Posko," kata Fakhri.
Tim relawan akan kembali lagi ke lapangan saat bulan puasa dan lebaran nanti. Ini adalah waktu yang penting untuk para pengungsi. Biasanya, tak banyak aparat pemerintah maupun relawan lain yang turut ke lapangan pada masa-masa itu.
"Jadi kami pikir, sebaiknya dukungan yang kami terima disimpan dulu untuk kebutuhan bulan puasa dan lebaran," imbuhnya.