Pemerintah Austria Akan Lockdown Penduduknya yang Belum Divaksin

By Utomo Priyambodo, Selasa, 16 November 2021 | 08:00 WIB
Ilsutrasi vaksin COVID-19. (KHOU)

Nationalgeographic.co.id—Orang-orang Austria yang belum divaksinasi kemungkinan akan dilockdown dalam beberapa hari ke depan. Hal itu disampaikan langsung oleh Kanselir Austria, Alexander Schallenberg, sebagaimana diberitakan Reuters.

Austria merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat vaksinasi terendah di Eropa Barat. Hanya 65 persen dari penduduk Austria yang telah divaksinasi penuh dengan vaksin COVID-19.

Saat ini jumlah kasus dan rawat inap atas pasien COVID-19 di Austria sedang melonjak. Oleh karena itu, pemerintah siap melakukan isolasi terhadap penduduknya yang memilih untuk tidak divaksinasi.

Rencana tersebut diputuskan pada bulan September, beberapa minggu sebelum Alexander Schallenberg dilantik menjadi Kaselir Austria yang baru. Schallenberg menegaskan, jika 30 persen dari tempat tidur unit perawatan intensif telah dipenuhi oleh pasien COVID-19, semua orang di Austria yang tidak divaksinasi akan diisolasi untuk membatasi tingkat aktivitas yang dapat mereka lakukan di luar rumah.

Halaman berikutnya...

"Menurut rencana tambahan, kami sebenarnya hanya memiliki beberapa hari sampai kami harus memberlakukan lockdown untuk orang-orang yang tidak divaksinasi," kata Schallenberg pada konferensi pers pada hari Kamis, seperti yang juga diberitakan IFL Science.

Saat ini, tingkat okupansi atau keterpakaian ranjang rumah sakit untuk pasien COVID-19 di Austria telah mencapai 20 persen. Itu artinya, hanya 10 persen lagi sampai akhirnya kebijakan mengisolasi orang-orang yang belum divaksin di Austria akan diberlakukan. Itu tampaknya akan terlampaui sebentar lagi jika tren kasus COVID-19 di sana terus naik.

Tingkat vaksinasi Austria "sangat rendah", ungkap Schallenberg. Itu berarti dalam beberapa hari ke depan lebih dari 3 juta orang di Austria kemungkinan akan di-lockdown. Orang-orang yang belum divaksin itu akan diizinkan meninggalkan rumah untuk bekerja, berbelanja kebutuhan pokok, dan meregangkan kaki. Namun mereka tidak akan bisa pergi ke restoran, teater, main ski, dan ke tempat penyedia "layanan yang dekat dengan tubuh" seperti kios penata rambut, dan lain-lain.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Berbentuk Plester, Solusi untuk Fobia Jarum Suntik

 "Lockdown untuk orang-orang yang tidak divaksinasi berarti seseorang tidak dapat meninggalkan rumah kecuali seseorang akan bekerja, berbelanja (untuk kebutuhan pokok), meregangkan kaki. Tepatnya apa saja yang harus kita semua alami pada tahun 2020," kata Schallenberg, merujuk pada tiga lockdown nasional yang pernah diterapkan di Austria tahun lalu.

Partai Kebebasan sayap kanan Austria (Freiheitliche Partei Österreichs) telah menjadi promotor utama terhadap skeptisisme program vaksin negara. Salah satu wilayah yang dikuasai partai tersebut, provinsi Upper Austria, memiliki vaksinasi terendah dan tingkat infeksi tertinggi di antara sembilan provinsi yang membentuk negara itu.

Gubernur Upper Austria telah mengumumkan bahwa lockdown untuk orang-orang yang belum divaksinasi COVID-19 yang tidak divaksinasi akan dimulai pada pekan ini. Namun lockdown tersebut baru bisa mereka lakukan jika sudah ada lampu hijau dari pemerintah federal.

Dengan hampir 70.000 kasus dalam seminggu terakhir Austria menghadapi gelombang COVID-19 yang tidak seperti yang dialaminya selama pandemi sejauh ini. Kebijakan untuk me-lockdown orang-orang yang belum divaksinasi ini adalah upaya pemerintah Austria untuk mendorong penduduknya agar mau divaksinasi dan menghindari pembatasan ekstra pada mereka yang telah divaksinasi lengkap.

Baca Juga: Kenapa Vaksin Disuntikkan di Lengan Atas, Bukan Diminum seperti Obat?