Protein Dinosaurus Berusia 195 Juta Tahun Ditemukan, Ini Penampakannya

By Hanny Nur Fadhilah, Selasa, 16 November 2021 | 15:00 WIB
Protein purba berasal dari 195 juta tahun lalu ditemukan dalam pembuluh darah di tulang rusuk sebuah dinosaurus pada masa awal Jurassic. (Histecho)

 

Nationalgeographic.co.id—Publik dihebohkan dengan penemuan jejak kolagen dan protein purba yang ditemukan di tulang rusuk dinosaurus berusia 195 juta tahun lalu. Ini mungkin sampel jaringan lunak tertua yang pernah ditemukan.

Dikutip Histecho, temuan ini diterbitkan dalam jurnal Nature Communications. Dipaparkan bahwa fosil Lufengosaurus yang ditemukan itu bahkan lebih tua dari protein yang diawetkan selama ini yang berusia 100 juta tahun.

“Hasil ini memperpanjang rekor sisa-sisa organik yang diawetkan selama lebih dari 100 juta tahun,” ujar para peneliti yang masing-masing berasal dari Taiwan, Cina dan Kanada ini.

Fragmen kolagen yang ditemukan sebelumnya berasal dari 75 juta atau 80 juta tahun lalu. Lokasi kolagen yang baru ditemukan juga mengejutkan.

“Biasanya, orang telah melihat dan menemukan kolagen di tulang tungkai yang besar dan besar, bukan di tulang rusuk yang lebih halus,” kata Robert Reisz, salah satu penulis studi dan ahli paleontologi di University of Toronto Mississauga.

Kolagen merupakan salah satu komponen protein utama pada jaringan ikat dan kulit. Dalam hal ini, para peneliti percaya bahwa kolagen dan protein yang mereka temukan di saluran pembuluh darah kecil di tulang rusuk mewakili sisa-sisa pembuluh darah.

Halaman berikutnya...

Ketika dinosaurus masih hidup, di sinilah pembuluh darah, darah, dan saraf disimpan. Sampel hematit, yang diwakili oleh titik-titik merah gelap, juga ditemukan di saluran pembuluh darah. Hematit adalah mineral yang dapat diturunkan dari hemoglobin yang kaya zat besi, molekul protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan.

Hematit kemungkinan besar berasal dari hemoglobin dan protein kaya zat besi lainnya dalam darah dinosaurus, bertindak seperti pengawet untuk kolagen, kata para peneliti. Mempelajari sampel ini dapat memberi mereka gambaran yang lebih baik tentang tahap awal evolusi dinosaurus.

Para peneliti fokus pada pelestarian dan menggunakan teknik pencitraan non-invasif seperti spektroskopi dan mikrospektroskopi daripada membuang sampel dan melarutkan bagian-bagian fosil. Hal ini juga mengurangi kemungkinan sampel terkontaminasi bakteri modern.

Baca Juga: Diambil dari Tulang Dinosaurus, Molekul Ini Berpotensi Jadi DNA Tertua

Para ilmuwan telah menemukan sisa-sisa protein di dalam tulang rusuk dinosaurus berusia 195 juta tahun. (Histecho)

Sebagai informasi, Lufengosaurus hidup 190 juta hingga 200 juta tahun yang lalu. Lufengosaurus merupakan salah satu dinosaurus tertua dari periode Jurassic awal, dengan ciri-ciri memiliki leher panjang dan tubuh yang membentang sekitar 26 kaki, diyakini dinosaurus jenis ini menghabiskan sebagian waktunya berjalan dengan dua kaki.

Meskipun memiliki gigi dan cakar yang tajam, Lufengosaurus adalah herbivora. Itu adalah jenis sauropodomorpha, kelas dinosaurus "kaki kadal" berleher panjang yang memakan tanaman.

Melihat lebih dekat struktir protein pada saluran pembuluh darah di tulang rusuk dinosaurus. (Histecho)

Penggambaran seorang seniman tentang embrio Lufengosaurus. (Histecho)

Fosil bahkan menjadi sarang yang berisi embrio dan paling sering ditemukan di Lufeng, yang kini menjadi wilayah Provinsi Yunnan, Tiongkok. Beberapa peneliti yang sama dari penelitian ini menemukan "tulang-tulang" di sarang yang penuh dengan embrio, juga termasuk sisa-sisa organik yang diawetkan, pada tahun 2013 silam.

“Sebelumnya, kami memiliki beberapa bukti sisa organik di embrio, tetapi tidak benar-benar memiliki informasi rinci tentang organik tersebut,” kata Reisz.

Baca Juga: Mosasaurus si Penguasa Lautan Saat T. Rex Berkeliaran di Darat