Menelusuri 'Rumah Kematian' di Denmark yang Dibangun 1.000 Tahun Lalu

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 20 November 2021 | 11:00 WIB
Arkeolog pertama kali menemukan 'Rumah Kematian' di Denmark pada tahun 2012 berisi tiga kuburan terpisah.Dalam makam utama, tim menemukan jasad seorang lelaki dan perempuan yang dianggap sebagai 'pasangan bangsawan'. (Silkeborg Museum)

Nationalgeographic.co.id - Para arkeolog menemukan 'Rumah kematian' pada tahun 2012 dan diyakini berasal dari tahun 950 SM. Dalam penemuannya, berisi makam dua pria dan wanita.

Menurut para arkeolog, dua mayat adalah pasangan bangsawan yang mungkin telah melakukan perjalanan sejauh Afganistan. Hal ini berdasarkan tanda yang terdapat di kuburan.

Selama pekerjaan konstruksi, para insinyur menggali kuburan di jalan raya baru di Haarup, di tempat yang dulunya adalah tanah pemakaman Viking. Namun para ahli mengidentifikasi makam tempat mereka berbaring sebagai 'dødehuse', sejenis makam khusus yang diterjemahkan menjadi 'Rumah Kematian'.

Koin yang ditemukan bersama pasangan tersebut menunjukkan bahwa mereka mungkin telah menjalani gaya hidup yang sangat internasional. Koin ini diyakini berasal dari Afghanistan. (Silkeborg Museum)

Makam itu berukuran 4 meter kali 13 meter dan berisi tiga mayat. Analisis menunjukkan bahwa itu dibangun lebih dari 1.000 tahun lalu, dengan seorang pria dan wanita dimakamkan di ruang utama dan tubuh pria lain di ruang terpisah. 

Menurut Science Nordic, benda-benda yang digali di sekitar tubuh pria dan wanita itu menunjukkan bahwa mereka menerima upacara penguburan yang diperuntukkan bagi orang-orang berstatus tinggi.

Para arkeolog di situs tersebut mengatakan kapak perang (foto) adalah 'senapan mesin' pada zamannya dan merupakan simbol kekuasaan dan status di kalangan Viking. (Silkeborg Museum)

Jenazah wanita dikuburkan dalam sebuah gerobak dengan kunci, simbol kekuatan dan status yang tinggi. Sementara itu, pria dikuburkan dengan kapak perang, salah satu yang terbesar yang pernah ditemukan. Kapak itu kemungkinan digunakan untuk pertempuran.

Kirsten Nelleman Nielsen, arkeolog dari Saxo Institute at the University of Copenhagen, Denmark mengatakan: “Ini kapak yang sangat besar dan akan menjadi senjata yang tangguh.”

Baca Juga: Katakomba Kapusin, Mumifikasi Menjadi Simbol Status di Sisilia