Kisah Sabrina Branwood, Penderita Fobia Berbicara

By , Jumat, 17 Juli 2015 | 08:00 WIB

Itu mengakibakan Sabrina sering merasa tertinggal.

“Saya kehilangan kesempatan melakukan begitu banyak hal, seperti memiliki banyak teman dan berjalan-jalan tanpa perlu diajak keluarga saya.”

Kebisuan selektifnya makin sulit diatasi seiring waktu.

“Ketika masih kecil orang tua Anda bisa banyak membantu, bisa berbicara untuk Anda. Namun sebagai orang dewasa, Anda diminta melakukan semua hal itu sendiri, tapi saya tidak bisa.”

Sering tidak terdeteksi

Diperkirakan saat ini ada satu dari 150 anak-anak kecil di Inggris mengalami kebisuan selektif. Angka-angka itu menurun menjadi satu diantara 1.000 remaja dan satu dari 2.400 anak dewasa muda. Namun jumlah orang dewasa dengan kondisi ini tidak diketahui.

Alison Wintgens, penasihat nasional bidang kebisuan selektif di Royal College of Speech and Language Therapists, mengatakan perawatan bagi orang dewasa dengan kondisi ini “sangat belum diteliti, kurang dilayani karena sering tidak terdeteksi”.

Fenomena fobia berbicara ini ditampilkan dalam budaya populer oleh karakter Raj Koothrappali di serial TV AS The Big Bang Theory. Karakternya itu sulit berbicara dengan perempuan, selain anggota keluarganya.

Wintgens menjelaskan kondisi ini biasanya mulai sejak masa kecil: “Sesuatu memicu itu, sebuah kejadian sehari-hari –biasanya sekitar umur dua atau tiga tahun – dan itu kemudian menjadi pola biasa.”

Selalu menghindar

Ini sering termasuk ‘membeku’ di situasi tidak nyaman. Upaya menghindar juga menjadi taktik lain yang dilakukan mereka dengan kondisi tersebut.

“Zaman sekarang itu lebih diakui, namun masih banyak yang tidak mengerti. Para orang tua dan staf sekolah memang ingin melakukan yang terbaik, secara tidak sengaja dapat membuat situasi lebih buruk," tambah Wintgens.

Sabrina mengatakan tidak menerima dukungan ketika bersekolah.

“Guru kebutuhan khusus yang menemui saya mengatakan bahwa masalah itu hanya dalam benak saya saja. Sejak itu gangguan saya pun diabaikan oleh sekolah.”