Kota London yang Penuh Dosa

By , Jumat, 24 Juli 2015 | 19:40 WIB

William Hogarth gemar menggambar sisi kota London yang suram dan penuh minuman keras. Sebuah pameran karya seni cetaknya dibuka di Museum Städel di Frankfurt.

"Saya tahu Hogarth tak memiliki imajinasi tentang pedesaan yang romantis," kata penulis esei Abad ke-19, William Hazlitt.

"Ia gemar pada situasi di kawasan St. Giles atau St. James di London. Karya-karyanya menghembuskan udara pekat rumah minum yang melelahkan."

Untuk harganya, hanya sedikit gambaran yang lebih ekspresif ketimbang karya pelukis dan seniman ukir Inggris, William Hogarth (1697-1764). Hogarth jarang terpanggil untuk menggambar arus sungai atau sapi yang jinak. Alih-alih, objek yang ia gambar adalah teater kehidupan yang kacau balau yang ditampilkan oleh masyarakat kota London, mulai dari kawasan kumuh St. Giles hingga daerah mentereng St. James.

Kota metropolitan Abad ke-18 itu merupakan arena yang penuh persaingan - dan apa yang dirasakan Hogarth sebagai sifat alamiah sehari-hari kota itu memberi inspirasi bagi serangkaian karya cetak satire, termasuk 'A Harlot's Progress' dan 'A Rake's Progress' yang membuat namanya terkenal.

Tentu saja, gambaran yang dibuatnya tentang kehidupan kelas bawah yang keras dengan lokasi di rumah pelacuran, serta sudut lain kota itu yang keji, terbukti populer hingga mengilhami kata sifat "Hogarthian" untuk menggambarkan lingkungan kumuh yang disampaikan.

Dan contoh yang kerap dijumpai dari objek gambar Hogarth yang jorok adalah karyanya tahun 1751 yang terkenal, 'Gin Lane', atau Lorong Gin. Menurut Hogarth, "jalur neraka kota" ini "dibuat untuk menghapuskan kekuatan jahat yang menguasai masyarakat kelas bawah".

Bangkrut

 Bersama dengan pasangannya 'Beer Street' atau Jalan Bir, karya ini termasuk di antara 70 karya yang ditampilkan dalam pameran Vices of Life: The Prints of William Hogarth, di Museum Städel di Frankfurt.

Pada saat membuat Gin Lane, Hogarth telah mencapai puncak kariernya. Lahir dari ayah seorang kepala sekolah yang bangkrut, ia hidup dalam masa kecil yang miskin, sebelum magang kepada seorang ahli ukir perak.

Pada awal usia 20-an ia membuka usahanya sendiri, membuat kartu nama dan ilustrasi buku murahan. Pada tahap ini, ia masih seorang pemula.

Namun berkat bakatnya, juga naluri bisnisnya (hal yang tak ia dapatkan dari ayahnya –yang mengelola warung kopi yang bangkrut- dan menghabiskan waktu selama empat tahun di penjara karena utang) Hogarth meraih sukses sebagai seorang seniman profesional.!break!

Pada dekade 1730-an ia memelopori bentuk seni baru yang ia istilahkan sebagai "subjek moral modern", yaitu serangkaian gambar yang menceritakan kisah tentang perilaku dan kepribadian. Karya pertamanya, 'A Harlot's Progress' sukses besar, setidaknya sebanyak 1.240 buah dicetak untuk para pelanggan dengan harga satu guinea per lembar.