Kota London yang Penuh Dosa

By , Jumat, 24 Juli 2015 | 19:40 WIB

Pada dekade berikutnya, Hogarth memainkan peran yang semakin besar baik sebagai pembuat potret dan seniman ukir di dunia seni di London, dan puncaknya adalah penunjukannya pada tahun 1757 sebagai juru cetak resmi bagi raja.Dua tahun sebelum penerbitan Beer Street dan Gin Lane, ia telah cukup kaya untuk membeli sebuah rumah besar di Chiswick.

Semangat jaman

 

Gin Lane, jalan satu arah menuju keruntuhan masyarakat London. (Stdelmuseum via BBC Indonesia)

Konteks bagi Beer Street dan Gin Lane adalah hal yang disebut ‘Gin craze’ atau kegilaan pada gin pada paruh pertama Abad ke-18.

“Pada tahun 1689, muncul undang-undang melarang impor anggur dan minuman keras dari Prancis,” kata Annett Gerlach dari Städel Museum. Pada saat yang sama, pemerintah Inggis mendorong penyulingan minuman keras dari tanaman setempat dengan cara menghapuskan pajak dan berbagai pajak lain yang harus dibayar oleh pemilik tanah.

Hasilnya adalah tersedianya minuman pengganti yang murah dan mudah untukbrandy yang biasanya didatangkan dari Prancis. “Sejak itu, gin harganya jadi murah,” kata Gerlach, “Minuman ini dikonsumsi khususnya oleh orang-orang miskin."

‘Kesuksesannya’ yang besar saat itu dibuktikan dengan fakta bahwa satu dari lima rumah di kawasan St Giles-in-the-Field menjual gin – sementara perbandingan di kawasan Westminster yang lebih mewah adalah satu berbanding 15.” Menurut sebuah perkiraan, tahun 1743 orang di Inggris rata-rata meminum 10 liter gin per tahun.

Di antara orang terpelajar di London, gin segera menjadi sumber kebencian. Warga negara yang khawatir terhadap hal ini, seperti penulis novel Henry Fielding –yang juga teman Hogarth- menganggap minuman keras bertanggung jawab bagi peningkatan kekacauan, kriminalitas dan kematian bayi yang menimpa London.

Kegilaan gin bahkan bisa dibandingkan dengan penyalahgunaan narkoba seperti kokain di kota-kota besar sekarang ini.

Fielding merupakan salah satu dari beberapa orang yang berkampanye utuk menghasilkan undang-undang gin tahun 1751 yang menghentikan ‘wabah’ itu. Hogarth membuat karya Beer Lane dan Gin Lane guna menambah daya tonjok visual bagi kampanye tersebut.

Dalam kesempatan itu, Hogarth tidak meminta ahli ukir Prancis –sebagaimana biasa ia lakukan ketika menerima pekerjaan dari pelanggan terkemuka- Hogarth memproduksi lempengannya sendiri untuk menjamin bahwa harga karyanya akan tetap terjangkau masyarakat luas.!break!

'Reruntuhan ibu'

Gambar ini menyediakan cara pandang alternatif terhadap kota London. Gin Lane melontarkan kita untuk masuk ke dalam sumur tanpa dasar daerah kumuh St. Giles di sebelah utara Covent Garden, di mana seorang ibu yang alkoholik menuangkan gin ke dalam mulut bayi yang baru dia lahirkan.