Ketika Bom Telah Mengubah Segalanya...

By , Senin, 10 Agustus 2015 | 12:00 WIB

Dalam Seven Days to Noon (1950) seorang ahli senjata atom Inggris, menjadi gila dengan kekuasaan dan mengancam untuk meledakkan hasil pencurian di pusat kota London jika pemerintah tidak menutup program senjata.

Film ini juga menampilkan gaya-dokumenter realisme; menunjukkan evakuasi massal dari London dalam persiapan peledakan. Pada masa ini juga adanya kemauan dalam dunia hiburan setelah Perang Dunia Kedua, untuk menghadapi kemungkinan kehancuran baru.

Karya Val Guest yaitu The Day The Earth Caught Fire (1954) mendokumentasikan hancurnya masyarakat dan lingkungan setelah uji coba nuklir menyebabkan perubahan iklim.

Meski drama lebih banyak mengenai cerita tentang luar angkasa dan bukan bom, seperti yang ditampilkan dalam karya George Pal dengan judul When Worlds Collide (1951) atau seri the Quatermass dan film sangat mengeksplorasi potensi perubahan besar kekuatan baru ini.

Pal mengangkat cerita tentang bom dalam filmya The Time Machine (1960) dari novel karya HG Wells tentang penjelajah yang melalui mesin waktu untuk pergi ke masa depan dan menyaksikan sebuah perang nuklir pada 1966.

Karya Stanley Kubrick yang berjudul Dr Strangelove tentang satir politik tentang perang dingin antara Uni Soviet dan AS serta ketakutan dengan perang nuklir.

Bahkan The Ed Sullivan Show juga mengambil tema tentang kehancuran akibat nuklir. A Short Vision – sebuah film animasi Inggris mengenai kehancuran nuklir pada 1956, dan ditayangkan dua kali dalam sepekan membuat sebuah generasi anak-anak pada masa itu merasa trauma.

!break!

Pemandangan berwarna merah

Tetapi optimisme tentang kekuatan atom berdampingan dengan ketakutan mengenai bom. Sejumlah buku anak-anak, atau komik seperti Eagle di Inggris, menjadikannya sebagai suatu potensi teknologi, yang dapat menjadi energi untuk mobil kita dan juga pesawat luar angkasa dalam Jetsons atau Dan Dare sang pilot masa depan.

Bola atom yang berwarna cerah tampak dalam desain ruangan di abad pertengahan seperti jam, gantungan jaket dan furnitur.

Pakaian santai pun menggambarkan bom, bahkan nama bikini diambil dari pulau karang di Pasifik yang menjadi lokasi uji coba nuklir.

Dan apa yang dipakai oleh simbol seks perempuan pada era 1950-an dalam buku Hitchcock dengan berambut pirang - tanpa menyebut Jayne Mansfield dan Marilyn Monroe, dengan menggunakan bra dan korset sebagai baju tempur. Pirang juga disebut bom seks atau simbol seks.