Indonesia mendapat kehormatan besar setelah terpilih sebagai tamu kehormatan dalam pameran buku terbesar di dunia, Frankfurt Book Fair 2015.
Frankfurt Book Fair (FBF), merupakan ajang tahunan bagi lebih dari 100 negara di dunia untuk menampilkan buku-buku terbaik mereka. FBF diadakan pertama kali sekitar abad ke-15, tak lama setelah Guttenberg menemukan mesin cetak.
Setiap tahun, FBF memilih satu negara untuk mempertontonkan industri literasi dan kebudayaannya sebagai Guest of Honor, atau Tamu Kehormatan. Setelah bertahun-tahun berpartisipasi di kegiatan itu, kini Indonesia berkesempatan untuk menampilkan diri sebagai Tamu Kehormatan pada FBF tahun ini.
Indonesia mengusung tema 17.000 Islands of Imagination dalam FBF tahun ini. Stan utama seluas lebih dari 2.000 meter persegi disulap menjadi tujuh pulau besar yang merepresentasikan Indonesia, mulai dunia perbukuan, dongeng anak, naskah kuno maupun teknologi digital, hiburan musik maupun film, sampai rempah makanan.
Dikutip dari CNN Indonesia, dalam pembukaan FBF 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyampaikan melalui pidatonya, Indonesia mendapat kesempatan baik dengan menjadi Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair 2015.
“Indonesia sadar bukan negeri yang dikenal terutama di dunia literasi. Karena itu Indonesia ingin melumat batas dan sekat,” ujarnya.
Kolaborasi Sastra, Budaya dan Kuliner
Di Frankfurt Book Fair 2015, Indonesia menampilkan sekitar 270 buku karya penulis Indonesia diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, serta bahasa asing lain.
“Tradisi bercerita lisan kita yang sudah berlangsung berabad-abad dan karya-karya literatur kita hanya sedikit dikenal di Eropa. Melalui pameran ini, kita akan berdialog dengan publik internasional untuk memperkenalkan keduanya,” kata Goenawan Mohamad, Ketua Komite Nasional Indonesia seperti yang dilansir dari BBC Indonesia.!break!
Stan Indonesia di FBF tak hanya menampilkan buku karya penulis Indonesia saja, ada berbagai pertunjukan kesenian, budaya literasi lisan, bahkan rempah-rempah khas Indonesia.
Untuk menampilkan kekayaan sastra dan budaya Indonesia, didatangkan 75 penulis, 60 penampil pertunjukan, dan 20 koki yang akan mengisi kurang lebih 500 acara di dalam lokasi pameran dan acara di berbagai kota Jerman.
Salah satu penulis Indonesia yang hadir adalah Ahmad Tohari, penulis novel terkenal Ronggeng Dukuh Paruk.
Bagi Tohari, partisipasi khusus Indonesia di pekan raya buku internasional di Frankfurt mencerminkan keseriusan pemerintah terhadap sastra di Indonesia.
Kehadiran Indonesia sebagai Tamu Kehormatan dalam Pekan Raya Buku Frankfurt atau Frankfurt Book Fair di Jerman dilihat sebagai salah satu jalan untuk membawa lebih banyak karya-karya penulis Indonesia ke pentas dunia.
“Tentu saja semua penulis membawa misi masing-masing untuk mendukung keikutsertaan Indonesia ini. Tapi saya sendiri merasa bertugas untuk memperkenalkan buku saya dan buku teman-teman untuk diterjemahkan ke dalam bahasa mana saja," tuturnya.!break!
Bukan Tujuan Akhir
Ketua Komite Nasional Indonesia untuk Pekan Raya Buku Frankfurt, Goenawan Mohamad, menegaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai sebenarnya masih ada di depan.
Dilansir dari BBC Indonesia, pria yang akrab disapa GM ini mengatakan, “Ini hanya batu loncatan saja, tujuan terakhir adalah bangkitnya literasi di Indonesia.”
"Hal itu perlu usaha tambahan. Setelah di sini kan ada orang tertarik, penjual buku dan hak cipta dan perhatian pada buku sastra Indonesia besar, maka ada stimulasi di Indonesia bersamaan dengan kampanye membaca yang dilakukan oleh Menteri (Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kebudayaan) Anies Baswedan."
Frankfurt Book Fair 2015 dibuka tanggal 13 Oktober 2015 dan akan berlangsung hingga Minggu 18 Oktober 2015.