Ditemukan! Gunung Api Es di Permukaan Pluto

By , Jumat, 13 November 2015 | 16:00 WIB

Ada dua gunung api es di Pluto! Kira-kira itulah salah satu berita yang memberi khazanah baru tentang Pluto dalam pertemuan tahunan Divisi Sains Keplanetan (Planetary Science Division) dari Asosiasi Astronomi Amerika yang ke-47 di National Harbor, Maryland.

Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui bahwa istilah gunung api juga dipakai untuk gunung api es.  Gunung api secara umum merupakan suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Istilah yang sama juga digunakan untuk pembentukan gunung api es dan gunung api lumpur.

Gunung api es inilah yang tampak di permukaan Pluto. Tidak hanya satu melainkan dua dan sekaligus menunjukkan betapa aktifnya Pluto sebagai sebuah benda beku. Menariknya, gunung api tersebut tidak menyemburkan lahar panas melainkan es. Kesimpulan ini diperoleh setelah para geolog di tim New Horizons membuat peta 3D dari permukaan Pluto. Dalam peta yang dibuat tersebut tampak dua cryovolcanoes atau gunung api es yang pernah aktif di masa lalu Pluto yang bahkan belum terlalu lama dalam skala geologi.

Kedua kandidat gunung api es tersebut adalah Gunung Wright dengan ketinggian 3-5 km dan Gunung Piccard dengan ketinggian 6 km.!break!

Fitur kawah yang ada di puncak kedua gunung menjadi indikasi kalau keduanya merupakan gunung api. Di Bumi dan Mars, kawah terbentuk di puncak gunung api setelahmemuntahkan lava panas ke permukaan. Dari citra yang diambil New Horizons, kedua gunung ini cukup besar yakni Gunung Wright dengan ukuran 160 km dan Gunung Piccard dengan lebar 56 km. keduanya diduga terbentuk dari erupsi cryovolcanic yang memuntahkan es dari bawah permukaan Pluto. Yang pasti, kedua gunung api es tersebut tidak akan memuntahkan lava panas. Keduanya merupakan cryovolcanoes atau gunung api yang memuntahkan air es, es nitrogen, es amonia atau es metana. Mirip seperti di Triton dan dunia beku lainnya yang pernah ditemukan di Tata Surya.

Peta 3D Gunung api es es Wright dan Gunung api es Piccard di Pluto. (NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute)

Jika Pluto memiliki gunung api es, maka asiri es yang melapisi permukaannya dapat dengan mudah mengalir dari puncak gunung ke dataran di bawahnya, ditandai dengan kehadiran stuktur sedimentasi di sisi-sisi gunung. Kawah di gunung api es di Pluto ini terbentuk dari keruntuhan saat terjadi erupsi materi dari bawah permukaan Pluto. Mirip dengan gunung api di Bumi.

Aktivitas Geologi di Pluto

Berbicara tentang aktivitas geologi di Pluto, planet kerdil ini cukup aktif.  Salah satu penemuan mengejutkan datang dari permukaan Pluto yang ditemukan memiliki rentang usia beragam. Mulai dari daerah yang usia permukaannya sudah tua sampai dengan yang usianya masih muda.  Usia permukaan bisa diketahui dari pencacahan kawah di permukaan sebuah planet.

Hasil perhitungan dan penelitian jumlah kawah Pluto memperlihatkan usia permukaan Pluto merentang dari 4 miliar tahun atau sesaat setelah Tata Surya, sampai ke permukaan yang masih sangat muda dan baru terbentuk dalam rentang 10 juta tahun! Bagaimana mengetahuinya?!break!

Lihatlah foto permukaan Pluto. Yang paling menarik tentunya area berbentuk hati di Pluto yang menarik perhatian seantero dunia. Bentuk hati yang dikenal dengan nama Tombaugh Regio memiliki area yang bebas dari kawah dan hanya dibatasi parit yang dalam. Jantung hati Pluto ini seperti sudah diketahui, mengandung nitrogen dan metana bukan air.

Area mulus tanpa kawah itu adalah Dataran Sputnik di sisi kiri Tombaugh Regio. Aneh? tentu saja! Sejak Pluto terbentuk, tentunya terjadi tabrakan atau tumbukan benda-benda kecil di permukaan planet kerdil ini. Tapi ada area tanpa kawah, itu artinya ada sesuatu yang menghapus kawah dari masa lalu dan membentuk permukaan baru yang sangat mulus. Di Bumi dan Mars, kemungkinan itu bisa terjadi dari pengaruh cuaca.

Cacah Kawah di Pluto. (NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute)