Ragam Temuan Bersejarah dari Situs Hala Sultan Tekke di Siprus

By Maria Gabrielle, Jumat, 3 Desember 2021 | 16:00 WIB
Salah satu perhiasan yang dikenakan oleh kerangka anak berusia lima tahun. (Peter Fischer, Teresa Bürge)

Salah satu penemuan penting yang didapat di sana berupa sebuah pesan berusia ribuan tahun berupa segel. Berbentuk silinder yang terbuat dari mineral hematit dengan prasasti runcing dari Mesopotamia (sekarang Irak) yang dapat diuraikan oleh para arkeolog.

“Teks ini terdiri dari tiga baris dan menyebutkan tiga nama. Satu adalah Amurru, dewa yang disembah di Mesopotamia. Dua lainnya adalah raja sejarah, ayah dan anak, yang baru-baru ini berhasil kami lacak dalam teks lain pada tablet tanah liat dari periode yang sama yaitu, abad ke-18 SM,” jelas Peter Fischer.

“Kami saat ini mencoba untuk menentukan mengapa segel itu berakhir di Siprus lebih dari 1.000 kilometer dari tempat pembuatannya,” tambah sang ahli.

Baca Juga: Kenakan Anting Besar, Inilah Rupa Wajah Wanita Zaman Perunggu

Temuan bejana dari situs yang sama di Siprus. (Peter Fischer, Teresa Bürge)

 

Seperti yang disinggung sebelumnya, dari penggalian di wilayah tersebut terdapat batu permata merah (red gemstone carnelian) dari India, batu permata biru lapis lazuli dari Afghanistan dan amber dari sekitar Laut Baltik. Ini menunjukkan kota tersebut memiliki peran penting untuk perdagangan selama Zaman Perunggu.

Perhiasan emas bersama dengan scarabs (jimat berbentuk kumbang dengan hieroglif) dan sisa-sisa ikan yang diimpor dari Lembah Nil menceritakan kisah perdagangan intensif dengan Mesir. Dengan membandingkan temuan serupa dari Mesir, para arkeolog dapat menentukan penanggalan perhiasan tersebut.

“Perbandingan menunjukkan bahwa sebagian besar objek berasal dari zaman Nefertiti dan suaminya Echnaton (dikenal juga dengan nama Akhenaton) sekitar tahun 1350 SM. Seperti liontin emas yang kami temukan, bunga teratai dengan bertatahkan batu permata. Nefertiti memakai perhiasan serupa,” tutur Peter Fischer.

Setelah ini, langkah selanjutnya yang dilakukan para ahli adalah menganalisis DNA dari kerangka individu yang ditemukan. Ini akan mengungkapkan bagaimana individu yang berbeda terkait satu sama lain.

Baca Juga: Lempeng Batu Berusia 4.000 Tahun Ini Diperkirakan Peta Tertua di Eropa