Pasien HIV/AIDS Depresi, Model Perawatan Ini Efektif Membantu

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 4 Desember 2021 | 09:00 WIB
Depresi menyulitkan pengobatan pasien HIV/AIDS untuk sampai viral load tidak terdeteksi. Para perawat harus menjalankan metode ini untuk perawatan yang optimal. (demaerre/Getty Images/iStockphoto)

Meski dalam kondisinya para petugas medis dapat meresepkan anti-depresan kepada pasien, tetapi klinik memiliki layanan psikologis yang terbatas. Diketahui dalam laporan mereka, hanya ada 0,28 psikiater dan 0,32 psikolog per 100.000 orang di Afrika Selatan.

Kemudian saat penelitian berlangsung, semua peserta menerima perawatan yang ditingkatkan dari biasanya untuk pasien HIV/AIDS yang memiliki depresi klinis. Walau, usaha ini sebenarnya tidak mencapai penekanan virus setelah menerima bulan pertama pengobatan HIV/AIDS. Didapati, perawat memberikan resep lain dan pertemuan tindak lanjut dengan konselor kepatuhan.

Pasien HIV/AIDS di negara dengan kasus rentan depresi, karena tenaga kesehatan yang terbatas. (jarun011/Getty Images/iStockphoto)

Selain itu, setengah dari pasien juga secara acak ditugaskan untuk menghadiri delapan sesi CBT-AD. Para perawat yang terlatih secara khusus mengintegritasikan model strategi untuk mengobati depresi dengan konseling kepatuhan, yakni dengan menghubungkan elemen seperti keterampilan hidup, relaksasi, pemantauan suasana hati, dan pemecahan masalah.

Safren menerangkan, intinya adalah untuk membantu pasien 'mengurangi volume' gejala kesehatan mental mereka, agar mereka jadi lebih terbuka untuk konseling tentang manfaat mengonsumsi obat untuk pemulihan depresi. Untuk melacak kepatuhan, pasien juga menerima kotak pil elektronik yang setiap kali dibuka, mengirimkan sinyal waktu ke server web yang akan diamati perawat.

Baca Juga: Jangan Tinggalkan ODHA, Semangat Organisasi Warga Peduli HIV/AIDS

Langkah selanjutnya, para peneliti mengevaluasi bagaimana pendekatan CBT-AD secara berkelanjutan di Afrika Selatan, bahkan di negara lain seperti Amerika Serikat bisa diterapkan.

Saat ini, Miami, Amerika Serikat, menjadi titik baru kasus HIV/AIDS. Safren rencananya akan melakukan pendekatan serupa agar pelayanan tenaga medis dapat membantu menekan HIV/AIDS secara optimal.

"Afrika Selatan memiliki kasus HIV/AIDS terbanyak di dunia dan Miami adalah kota dengan insiden kasus baru tertinggi di AS—jadi ada paralelnya," kata Safren.

Cara dengan pendekatan pembagian tugas yang harus dilakukan perawat ini terbukti efektif. Para peneliti melaporkan pasien yang menyelesaikan metode CBT-AD, lebih dari 2,5 kali lebih mungkin untuk mencapai viral load tidak terdeteksi, dibandingkan mereka yang menjalani perawatan biasa.