Hati-hati Saat Berbicara! Ternyata Tumbuhan Bisa Mendengar Kita

By Agnes Angelros Nevio, Sabtu, 4 Desember 2021 | 15:00 WIB
Ternyata tumbuhan juga bisa mendengarkan suara kita! (Craig Adderley)

Nationalgeographic.co.id - Kita hidup di dunia suara. Melalui evolusi, hewan telah mengembangkan berbagai cara di mana mereka dapat menerima suara dan menggunakannya untuk keuntungan mereka. Manusia memiliki seluruh organ yang didedikasikan untuk persepsi suara—telinga kita. Hewan tertentu lainnya, seperti ular, merasakan suara dari permukaan tubuhnya.

Namun, kita berbagi dunia kita dengan kelas organisme hidup lain—tanaman. Bisakah tumbuhan mendengar suara juga?

Apa Itu Suara?

Suara adalah getaran yang merambat melalui suatu medium, seperti udara, air, atau benda padat. Ketika hewan mencegat getaran ini, organ berevolusi untuk persepsi suara memperkuatnya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Organ untuk amplifikasi suara hadir di dalam diri kita, dan dikenal sebagai tulang-tulang pendengaran. Mereka adalah tulang terkecil dalam tubuh manusia.

Sinyal listrik yang diubah kemudian melakukan perjalanan ke otak kita melalui saraf pendengaran dan akhirnya diproses di korteks pendengaran yang ada di lobus temporal otak.

Frekuensi suara diukur dalam Hertz (Hz), sedangkan kenyaringannya diukur dalam desibel (dB).

Baca Juga: Cacing Tanpa Telinga, Tetapi Mampu Merespons Suara Melalui Kulitnya

Bisakah Tanaman Merasakan Suara?

Tumbuhan tidak memiliki otak, tetapi itu tidak menghentikan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka. Bunga matahari berbalik ke arah matahari, sementara daun putri malu layu jika terkena kontak fisik. Jika tanaman dapat merespons cahaya dan sentuhan, dapatkah mereka merespons suara juga?

Studi yang dilakukan pada dampak akustik pada tanaman menunjukkan bahwa tanaman merespon suara.

Tanaman merasakan suara dengan dua cara:

Sebagai getaran langsung. Misalnya, ulat mengunyah daun. Tumbuhan dapat merasakan pola mengunyah ulat yang berirama.

Sebagai getaran yang merambat melalui suatu medium, seperti udara atau tanah. Tumbuhan dapat merasakan tetesan air di tanah, serta dengungan serangga.

Para ilmuwan dari University of Missouri merekam suara mengunyah ulat saat mereka memakan daun. Mereka kemudian memainkannya kembali ke Arabidopsis tanaman. Setelah terkena suara mengunyah, tanaman mengeluarkan bahan kimia tertentu, yaitu glukosinolat dan antosianin, yang keduanya melindungi tanaman dari serangan herbivora.

Menariknya, tanaman menghasilkan bahan kimia ini hanya sebagai respons terhadap suara mengunyah; ketika terkena suara angin atau serangga berdengung, tanaman tidak menunjukkan tingkat tinggi bahan kimia yang sama. Oleh karena itu, tanaman menunjukkan reaksi pertahanan mendalam terhadap suara yang dihasilkan oleh herbivora yang memakannya.

Baca Juga: Mengapa Kita Tidak Bisa Mendengar dengan Baik Ketika di Dalam Air?

Tumbuhan juga memiliki respons unik terhadap suara yang dihasilkan serangga, seperti dengungan lebah. Serangga, terutama lebah, sangat penting untuk penyerbukan, dan dengan demikian perbanyakan tanaman. Ketika para ilmuwan dari Tel-Aviv University di Israel memainkan dengungan lebah ke bunga Beach Evening Primrose, mereka memperhatikan bahwa bunga tersebut menghasilkan nektar yang lebih manis dalam waktu tiga menit setelah mendengar dengungan tersebut.

Tanaman bahkan bisa merasakan suara tetesan air. Ahli biologi evolusioner dari University of Western Australia menemukan bahwa akar tanaman kacang polong memanjang ke arah suara air. Akar tanaman bertindak sebagai sensor untuk air, dan mereka menggunakan gradien kelembaban untuk menavigasi melalui tanah untuk mencapai daerah yang kaya air. Pertanyaannya adalah, bagaimana mereka tahu di mana mencari air sejak awal? Para ilmuwan berhipotesis bahwa tanaman dapat merasakan suara air di tanah, yang pada akhirnya mengarahkan mereka ke lokasi yang akurat.

Tidak Memiliki Telingga, Bukan Berarti Tidak Mendengar

Seperti disebutkan sebelumnya, suara tidak lain adalah bentuk getaran. Kita mendengar suara seperti yang kita lakukan karena bagaimana otak kita mengubah getaran ini menjadi sinyal listrik. Seekor ular, misalnya, merasakan suara dengan cara yang sama sekali berbeda, yaitu sebagai getaran melalui permukaan kulit mereka, hampir seperti bentuk sentuhan berirama.

Tumbuhan juga memiliki bagian morfologi tertentu yang membantu mereka memahami suara dengan lebih baik. Bentuk bunga Evening Primrose sedemikian rupa sehingga dapat memperkuat frekuensi suara kepakan sayap serangga penyerbuk.

Tumbuhan tertentu bahkan dapat menggemakan suara kembali ke hewan. Misalnya, kelelawar memanfaatkan ekolokasi untuk menavigasi lingkungan mereka. Dua spesies anggur yang diserbuki kelelawar di hutan lebat di Hutan Hujan Amerika Tengah memiliki daun besar seperti piring.

Daun ini pada dasarnya bertindak seperti reflektor suara. Mereka memantulkan suara yang dihasilkan oleh kelelawar tepat di belakang mereka. Suara yang menggema ini memungkinkan kelelawar menemukan tanaman merambat khusus ini di antara dedaunan lebat hutan.