Nationalgeographic.co.id - Meskipun terdengar sepele, tetapi apakah Anda pernah merasa kesal dengan suara mengunyah atau siulan? Rasa kesal tersebut bisa jadi pertanda misophonia. Apakah itu?
Berasal dari bahasa Yunani, miso artinya benci sementara phon berarti suara, maka misophonia dapat diartikan sebagai benci akan suara. Misophonia merupakan kondisi ketika seseorang bereaksi terhadap suatu suara spesifik yang menimbulkan respon otomatis.
Beberapa suara yang menjadi pemicu penderita misophonia yakni suara mengunyah, mendecakkan lidah, memainkan pulpen, detak jam, langkah kaki, siul, gonggongan anjing, dan remasan kantung plastik.
Meski begitu, pengidap misophonia tidak akan terganggu dengan suara tersebut jika dihasilkan oleh diri mereka sendiri.
Baca Juga: Manfaat Makan Seafood: Meningkatkan Imun Tubuh dan Menjaga Mood
Misophonia tidak dipicu oleh peristiwa khusus dan bisa terjadi tiba-tiba. Biasanya dimulai pada usia 9-13 tahun.
Menurut Jastreboff, profesor bidang audio, misophonia memiliki kesamaan dengan tinnitus. Keduanya berhubungan dengan koneksi antara sistem auditori dan sistem limbik yang dapat menyebabkan reaksi berlebihan terhadap suara tertentu.
Sementara itu, Natan Bauman, pemilik Healing, Balance, and Speech Center di Connecticut mengatakan, ada 100 orang yang mengunjungi kliniknya terkait misophonia. Penderita misophonia biasanya memiliki asosiasi negatif terhadap jenis suara tertentu dan beraksi impulsif saat mendengarnya.
Baca Juga: Katak Berhidung Panjang Seperti Pinokio Ditemukan di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
Ketika penderita misophonia mendengar suara yang tidak disukai, mereka akan merasa tidak nyaman, panik, stres, gugup, kesal, marah, frustasi, dan takut.
Bahkan dalam sebuah penelitian, penderita misophonia juga menyebutkan terkadang mereka memiliki rasa ingin melukai diri sendiri atau orang yang mengeluarkan suara tersebut.
Hingga kini, belum ada pengobatan khusus untuk menangani misophonia. Namun, gejalanya dapat dikurangi dengan terapi suara serta konseling bersama psikolog. Cara lain yang dapat dilakukan adalah menyumbat telinga atau mendengarkan musik dengan earphone jika berada di keramaian.
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Nathania Kinanti |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR