Bangkai-Bangkai Kapal Kepulauan Seribu, Dunia Lain yang Masyhur

By Fikri Muhammad, Jumat, 10 Desember 2021 | 09:00 WIB
Di Kepulauan Seribu, terdapat 463 lokasi kapal karam. Sekitar sepuluh persen di antaranya telah dilakukan penelitian eksplorasi dan model pengelolaannya. (Pusat Riset Kelautan)

Nationalgeographic.co.id—Situs kapal karam bersejarah menjajaki posisi penting di sumber daya arkeologi maritim. Rupanya tertutup terumbu karang tapi eksotismenya benderang di dasar lautan. Itu yang menjadikannya potensial sebagai ekonomi biru nonkonvensional.

Di bagian utara Jakarta, di gugusan Kepulauan Seribu, para peneliti menyelam ke dasar lautan untuk melihat raksasa-raksasa yang tenggelam ini. Bersama catatan sejarah bahari Nusantara selama berabad-abad, para peneliti merekomendasikan empat titik kawasan potensi situs kapal karam yang dapat direkomendasikan sebagai daya tarik ekowisata bahari dengan model Marine Eco Archaeological  Park (MEA Park).

Penelitian ini bertajuk Study of the Historic Shipwreck Sites Area Development for Marine Ecotourism in Thousand Islands. Tim risetnya terdiri atas peneliti dari Pusat Riset Kelautan dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias, keduanya badan di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan, Republik Indonesia; dan peneliti dari Griffith  Center  for  Social  and  Cultural  Research,  Griffith  University, Australia.

Area ini meliputi bangkai kapal Tabularasa di perairan Pulau Pramuka, bangkai Posso di Karang Congkak, dan bangkai kapal Papatheo di perairan Pulau Sepa. 

Bangkai Kapal Tabularasa

Lokasi bangkai kapal Tabularasa merupakan kapal latih STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) yang tenggelam di perairan Pramuka pada 1995. Penyebab tenggelamnya adalah kerusakan pada bagian badan kapal ruang mesin. Masa karam Tabularasa masih di bawah 50 tahun dengan nilai sejarah nasional maritim. Posisinya terletak di kedalaman kolom air 27-35 meter, cukup ideal sebagai tempat penyelam dan relatif aman untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata bahari dengan taman arkeologi bawah laut. Morfologi dasar lautnya relatif datar dan sedikit landai dari beberapa area situs. Posisi lokasi kapal karam masih relatif datar, stabil, dan landai. Ini akan mendukung penyelamatan keselamatan untuk advance divers.

Kapal Karam Posso

Situs kapal karam Posso diperkirakan tenggelam pada 1970 karena bertabrakan dengan kapal Berdikari yang datang dari arah Pulau Panggang. Kedua kapal ini tenggelam di perairan Karanc Congkak. 

Kapal KM Posso dahulu ialah kapal Belanda yang digunakan sebagai kargo pengangkut semen. Diperkirakan kapal ini adalah kapal dagang Belanda, sehingga kategorinya termasuk sejarah maritim dunia yang dapat memberikan pengetahuan tentang sejarah bahari di perairan Kepulauan Seribu. Strukturnya masih utuh dan kondisi ekologi perairannya ideal sebagai ekowisata bahari. Jenis karang hidup dan kondisi kualitas airnya ideal untuk menyelam.

Situs kapal karam Papatheo, yang tenggelam pada 1980. Situs ini menyimpan potensi petualangan menyelam di repihan kapal yang tenggelam. (Pusat Riset Kelautan)

Repihan kapal Papatheo di kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. (Pusat Riset Kelautan)

Kapal Karam Papatheo

Bangkai kapal Papatheo memperoleh skor hampir sempurna untuk kondisi air dan kondisi fisik para peneliti. Penilaian ini mengacu pada ekowisata bahari pengembangan taman arkeologi bawah air. Walaupun dari sejarah dan pendidikannya kurang begitu baik. Kapal itu karam setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya 1980. Kondisi morfologi dasar lautnya baik dengan substrat sedimen berpasir yang mendukung visibilitas untuk menyelam di situs kapal karam. Papatheo memiliki tutupan karang di atas 50 persen dan 36 jenis terumbu karang hidup menutupinya.

Papatheo masih utuh strukturnya, tetapi telah rusak menjadi tiga bagian. "Ini akan menjadi atraksi yang menarik dan petualangan untuk advance divers," tulis penelitian ini.  Menurut isu regional kelautan, kapal karam Papatheo terletak di zona khusus Taman Nasional Kepulauan Seribu. "Ini adalah kesempatan untuk pengembangan kapal karam Papatheo menjadi ekowisata bahari dengan pengelolaan terpadu."

Situs kapal karam memiliki nilai sejarah dan budaya bahari dari masa lalu. Ini adalah manfaat yang besar bagi daya tarik wisata edukasi dan wisata selam. Saat ini di luar negeri, situs kapal karam kuno yang tergabung dalam Suaka Laut Florida Keys dan American Samoa Sanctuary telah menjadi salah satu tren wisata selam dengan memberikan pendapatan hingga 8 miliar rupiah per tahun. Juga telah mendukung lebih dari 1.400 lapangan pekerjaan bagi pesisir masyarakat di wilayah tersebut.

Sementara itu, di perairan Indonesia banyak daerah yang berpotensi menjadi lokasi kapal karam bersejarah. Ada 463 lokasi dan baru sekitar 10 persen  diantaranya telah dilakukan penelitian eksplorasi dan model manajemen. 

Baca Juga: Nasib Kapal-Kapal Kuno yang Tenggelam di Jalur Rempah Nusantara