Lereng Gunung Penanggungan di Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan telah lama dikenal sebagai ”surga” benda peninggalan purbakala di Jawa Timur. Namun, di luar kawasan itu, ada Gunung Arjuna, gunung suci masa lalu, yang juga diyakini sebagai tempat persebaran situs-situs serupa dan hingga kini banyak yang belum terungkap.
Bersama Amel (26) dan Kansa (3), anak dan cucunya, Kamis (28/1/2016) siang, Hariono (45) menebarkan butiran pakan ikan ke kolam yang dihuni beberapa jenis ikan, termasuk Arapaima gigas dan aligator berukuran besar.
Laki-laki asal Singosari, Kabupaten Malang, itu menikmati suasana tenang dan rindang di area sumber air Polaman di Desa Kalirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Pepohonan besar, seperti mahoni dan trembesi, menaungi tempat itu. Bebatuan di tengah kolam, yang sepanjang kemarau sempat menonjol ke permukaan, kini kembali terbenam.
Di pintu masuk area sumber air pada siang itu tampak dua warga tengah sibuk mencuci pakaian. Di sudut yang lain, seorang lelaki tua sibuk membersihkan dedaunan kering yang jatuh di dekat tandon air buatan Belanda tahun 1900.
”Saya beberapa kali ke sini. Kalau bersama anak dan cucu, ini baru pertama. Ingin mengenalkan sejarah kepada mereka,” ujar Hariono.
Ia senang melihat situs peninggalan masa lalu. Beberapa pekan sebelumnya, keluarga itu mengunjungi candi lain di wilayah Malang.
Pepohonan besar, seperti mahoni dan trembesi, menaungi tempat itu. Bebatuan di tengah kolam, yang sepanjang kemarau sempat menonjol ke permukaan, kini kembali terbenam.
Di pintu masuk area sumber air pada siang itu tampak dua warga tengah sibuk mencuci pakaian. Di sudut yang lain, seorang lelaki tua sibuk membersihkan dedaunan kering yang jatuh di dekat tandon air buatan Belanda tahun 1900.
”Saya beberapa kali ke sini. Kalau bersama anak dan cucu, ini baru pertama. Ingin mengenalkan sejarah kepada mereka,” ujar Hariono.
Ia senang melihat situs peninggalan masa lalu. Beberapa pekan sebelumnya, keluarga itu mengunjungi candi lain di wilayah Malang.
Sumber air Polaman sendiri diyakini merupakan salah satu situs peninggalan masa Majapahit (1293-1500 Masehi) yang mudah dijangkau karena lokasinya di tengah permukiman dan dekat jalan. Namun, menurut warga, arca asli di tempat itu banyak yang hilang. Saat ini yang ada arca dan bebatuan dari tempat lain. Benda-benda itu sengaja dibawa oleh mereka yang peduli.
Beberapa ratus meter dari sumber air (petirtaan) terdapat gua yang diyakini sebagai tempat meditasi pada masa lalu. Saat ini gua yang berada di tepi sungai kecil itu masih sering didatangi oleh mereka yang senang menjalani laku spiritual.