Narsisme, Suatu Epidemi Modern

By , Selasa, 22 Maret 2016 | 11:00 WIB

Narsisme telah dilakukan orang selama berabad-abad, tetapi para ilmuwan sosial mengklaim bahwa saat inin, narsisme telah menjadi epidemi modern. Jadi, apa yang telah menyebabkan peningkatan narsisme, dan apakah yang bisa kita lakukan terkait narsisme ?

(Baca : Pria Ternyata Lebih Narsis Dibanding Wanita)

Istilah narsisisme berasal lebih dari 2.000 tahun yang lalu, ketika Ovid menulis legenda Narcissus. Ia bercerita tentang seorang pemburu Yunani cantik. Suatu hari pemburu itu melihat bayangannya di kolam air dan jatuh cinta dengan hal itu. Ia menjadi terobsesi dengan keindahan, dan tidak dapat meninggalkan citranya tercermin sampai ia meninggal. Setelah kematiannya, bunga narcissus tumbuh di mana ia tergeletak.

Konsep narsisme dipopulerkan oleh psikoanalis Sigmund Freud melalui karyanya “Ego dan Hubungannya dengan Dunia Luar.” Karyanya ini menjadi titik awal bagi banyak orang lain mengembangkan teori tentang narsisme.

Jadi kapan narsis menjadi masalah?

Narsisme terletak di sebuah kontinum kesehatan untuk patologis. Narsisme yang sehat adalah bagian dari fungsi manusia normal. Hal ini dapat mewakili kesehatan akan cinta diri dan keyakinan yang didasarkan pada prestasi nyata, kemampuan untuk mengatasi kemunduran dan menurunkan dukungan yang diperlukan dari suatu ikatan sosial.

Nah, narsisme dapat pula menjadi masalah ketika individu menjadi sibuk dengan diri sendiri, memiliki kekaguman berlebihan dengan persetujuan dari orang lain, sambil menunjukkan ketidakpedulian terhadap kepekaan orang lain. Jika idividu narsis tidak menerima perhatian yang diinginkan, penyalahgunaan zat dan gangguan depresi mayor dapat berkembang.

Individu narsis (narsisis) sering mendeskripsikan diri dengan kebesaran atau terlalu percaya kepada dunia, tetapi ini hanya untuk menutupi perasaan yang mendalam terkait ketidakamanan dan harga diri yang rapuh yang mudah memar oleh kritik. Sifat-sifat inilah menyebabkan para narsisis menemukan diri mereka dalam hubungan dangkal. yang hanya melayani kebutuhan akan perhatian konstan. Ketika sifat narsis menjadi begitu jelas, mereka dapat menyebabkan kerusakan dengan menunjukkan adanya gangguan kepribadian narsistik.

(Baca pula : Psikopatik = Narsistik = Totaliter)

Apa yang telah menyebabkan peningkatan narsisme?

Sekitar 2% sampai 16% orang menderita gangguan ini, sementara pada populasi umum, kurang dari 1% orang terkena dampaknya. Beberapa peneliti menyarankan bahwa gangguan kepribadian narsistik cukup langka, tetapi perkiraan studi bervariasi tergantung pada ukuran sampel dan cara-cara sifat narsis yang dinilai.

Narsisme telah diberikan label "epidemi modern", merujuk pada perubahan yang cepat dalam masyarakat di periode industri dan pasca-industr. Beberapa dekade terakhir telah terjadi pergeseran komitmen sosial dari kolektif menjadi fokus pada individu atau diri sendiri.

Gerakan diri adalah titik balik penting dalam hal ini. Ini menetapkan bahwa harga diri adalah kunci keberhasilan dalam hidup. Pendidik dan orang tua mulai menceritakan anak-anak mereka bagaimana khusus dan unik mereka untuk membuat mereka merasa lebih percaya diri. Orang tua mencoba untuk "memberi" harga diri pada anak-anak mereka, daripada membiarkan mereka mencapainya melalui kerja keras.