Monyet-Monyet Menggemaskan Melakukan Aksi Kanibalisme yang Mengerikan

By Utomo Priyambodo, Kamis, 16 Desember 2021 | 08:00 WIB
Aksi kanibalisme monyet-monyet capuchin berwajah putih. (N. Ferrero/M. Nishikawa et al.)

Nationalgeographic.co.id—Jeritan terdengar dari puncak pohon tepat sebelum bayi monyet capuchin jatuh sampai mati. Segera setelah itu, beberapa kerabat bayi itu berkumpul untuk memakan mayat tak bernyawa itu. Dan para ilmuwan melihat semuanya.

Para peneliti telah mengamati populasi khusus monyet capuchin berwajah putih ini selama lebih dari 37 tahun. Mereka mendokumentasikan kehidupan monyet-monyet itu di Taman Nasional Santa Rosa di Kosta Rika.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan tidak pernah mencatat kasus kanibalisme di antara para monyet. Namun itu semua berubah pada 9 April 2019.

Tim menggambarkan insiden mengerikan itu dalam sebuah laporan yang tersebut di jurnal Ecology and Evolution pada Oktober 2020.

Saat mengamati sekelompok kecil monyet itu, para ilmuwan mendengar suara keras dari ketinggian di pohon terdekat. Monyet berusia 10 hari, yang dikenal sebagai CT-19, jatuh ke tanah, dan induknya, yang disebut CT, bergegas turun untuk mengambil bayi itu.

CT mencoba membawa bayi itu kembali ke puncak pohon, dua kali, dengan CT-19 menempel di perutnya, tetapi bayi itu jatuh dua kali dan tidak bisa lagi berpegangan pada ibunya. CT-19 jatuh tak bergerak selama beberapa menit, dan segera, monyet-monyet lain berkumpul untuk memeriksa mayat bayi itu.

(Peringatan: deskripsi berikut ini benar-benar mengerikan karena menceritakan detail apa yang terjadi selanjutnya.)

Seekor monyet jantan berusia 2 tahun mendekati tempat kejadian dan mulai menggigiti kaki monyet yang mati itu, mengunyah jari-jari kakinya. "Meskipun CT tidak berusaha untuk mengambil mayat, dia tetap dekat dan waspada," tulis para ilmuwan dalam laporan mereka, sebagaimana dilansir Live Science.

Seorang monyet betina alfa, berusia 23 tahun, kemudian menarik tubuh bayi itu dari si monyet jantan muda dan menggerogoti mayat itu dengan sungguh-sungguh, dimulai dengan kaki kiri. Setelah setengah jam, si betina telah memakan seluruh bagian bawah bayi itu dan hanya menyisakan kepala, dada, dan lengannya.

Si monyet jantan muda berhasil mencuri sedikit bagian ekor mayat itu. Namun si betina alfalah yang melahap sebagian besar tubuh CT-19. Secara teknis, si monyet jantan itu adalah sepupu kedua CT-19, dan perempuan alfa adalah nenek sepupu dari bayi tersebut, tulis para ilmuwan.

Baca Juga: Kenapa Induk Primata Menggendong Bayinya yang Sudah Mati Berhari-hari?

Sebelum kematian capuchin muda ini, hanya delapan kasus kanibalisme yang diamati pada primata Amerika Tengah dan Selatan, catat para ilmuwan. Di antara primata, secara umum, kasus kanibalisme yang jarang terjadi cenderung terkait dengan pembunuhan bayi yang dilakukan oleh primata-primata dewasa yang tidak berkerabat. Dalam kasus lain, individu-individu yang berkerabat dekat dapat memakan bayi setelah kematian alaminya.

Dalam kasus ini, ada alasan untuk percaya bahwa CT-19 adalah korban pembunuhan bayi, tulis para ilmuwan. "Segera setelah jeritan dan bayi jatuh ke tanah, PW si jantan dewasa dikejar dari daerah yang sama oleh seekor betina dewasa," tulis mereka.

Pengamatan sebelumnya terhadap capuchin menunjukkan bahwa betina sering mengejar pelaku setelah menyaksikan pembunuhan bayina. Meskipun para ilmuwan tidak menyaksikan bagaimana atau mengapa CT-19 jatuh, mereka menduga PW jantan dewasa mungkin telah mendorong atau menyerang bayi itu.

Baca Juga: Bayi-Bayi Bintang Laut Ternyata Kanibal, Suka Memakan Satu Sama Lain

Monyet capuchin berwajah putih biasanya memakan tumbuhan dan hewan kecil, seperti kadal, tupai, dan burung. Ketika menangkap mangsa hewan, monyet-monyet cenderung memulai dengan menggigit wajah, agar hewan itu segera diam dan tidak menggigit.

Para capuchin biasanya mengkonsumsi seluruh bagian tubuh hewan mangsanya, baik sendiri atau sebagai kelompok. Namun, ketika menganibalisasi salah satu dari mereka sendiri, monyet-monyet itu berperilaku sangat berbeda: hanya dua monyet yang ikut makan dan monyet-monyet itu membiarkan seluruh bagian atas mayat tidak tersentuh.

Sebagian besar monyet lain di dekatnya hanya memeriksa mayat itu, atau membuat gerakan mengancam ke arahnya, menunjukkan bahwa ini adalah "situasi yang tidak biasa bagi capuchin," tulis para ilmuwan.

Beberapa monyet yang beralih ke kanibalisme mungkin melakukannya untuk mendapatkan tambahan nutrisi, saran para ilmuwan. Sekitar dua minggu setelah mengemil CT-19, si betina alfa melahirkan anaknya sendiri, yang berarti dia berada di tahap akhir kehamilan selama insiden tersebut. Adapun di monyet jantan muda itu baru saja disapih dari induknya sendiri, yang berarti dia baru saja mulai berjuang untuk dirinya sendiri ketika CT-19 jatuh dari puncak pohon.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Simpanse dan Gorila Terlihat Berperang di Alam Liar