Studi: Dua Dosis Vaksin Sinovac Tak Mampu Cegah Infeksi Varian Omicron

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 18 Desember 2021 | 16:00 WIB
Vaksin Sinovac. (Covid-19 vaccination/Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Omicron, varian baru virus corona yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, telah memberi tantangan baru terhadap pengendalian pandemi dunia. Sebuah studi baru yang memeriksa sampel darah dari orang-orang yang menerima dua dosis vaksin COVID-19 yang dibuat oleh perusahaan farmasi Tiongkok bernama Sinovac menunjukkan bahwa vaksin tersebut tidak akan dapat mencegah infeksi varian Omicron yang sangat menular.

Penelitian ini dikerjakan oleh para ilmuwan dari University of Hong Kong. Berdasarkan hasil penelitian melalui percobaan laboratorium ini, diketahui bahwa tidak ada satu pun dari 25 sampel darah orang-orang yang sudah menerima dua dosis vaksin Sinovac yang menghasilkan antibodi yang cukup untuk memblokir varian dari sel-sel yang menyerang itu. Para peneliti mengatakan belum jelas apakah suntikan ketiga Sinovac akan meningkatkan antibodi atau tidak.

Dikutip dari The New York Times, studi ini bersifat pendahuluan dan tingkat antibodi tidak memberikan gambaran lengkap tentang respons imun seseorang. Tidak jelas apakah vaksin Sinovac dapat menangkis penyakit parah atau kematian akibat Omicron, tetapi kemungkinan besar vaksin itu tetap menawarkan perlindungan.

Sinovac telah menanggapi dalam sebuah pernyataan pada Rabu lalu bahwa meski dua dosis vaksinnya kurang efektif melawan Omicron, tiga dosis mungkin mencegah infeksi dari varian tersebut.

Baca Juga: Varian Omicron Ditemukan di Luar Afrika, Apa yang Ilmuwan Ketahui?

Studi dari Hong Kong ini juga memeriksa darah dari 25 orang yang divaksinasi dengan vaksin Pfizer-BioNTech dan menemukan kurang dari seperempat subjek memproduksi antibodi yang dapat menetralkan Omicron. Hasil ini konsisten dengan apa yang ditemukan oleh penelitian-penelitian lain.

Para peneliti menyarankan masyarakat di Hong Kong untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga sesegera mungkin, meskipun mereka tidak merinci jenisnya.

Jika hasil studi ini akurat, berarti varian Omicron bisa menimbulkan masalah khusus bagi negara-negara yang menggunakan vaksin Sinovac, termasuk Indonesia. Selain ada studi terkait kurang kuatnya antibodi yang dihasilkan vaksin Sinovac, studi lain juga menemukan hasil yang mengecewakan terkait Sinopharm, vaksin lainnya yang juga buatan Tiongkok.

Pada 16 Desember 2021, pemerintah Indonesia secara resmi mengumumkan bahwa varian Omicron telah masuk ke negara ini. Penemuan varian baru virus corona di Indonesia ini lebih lambat dibandingkan dengan di Malaysia dan Singapura yang sudah diumumkan sejak awal Desember.

Di Afrika dan Eropa angka kasus COVID-19 melonjak seiring dengan merebaknya varian Omicron. Beberapa pertandingan sepakbola terpaksa harus ditunda akibat timbulnya banyak kasus COVID-19 baru di sejumlah klub.

Secara keseluruhan, jumlah kasus COVID-19 di dunia memang sedang naik seiring munculnya varian baru ini. Bisa dibilang kini dunia sedang menghadapi gelombang keempat COVID-19.

Baca Juga: Ilmuwan AstraZeneca Ungkap Kenapa Herd Immunity Tak Mungkin Terwujud