Nationalgeographic.co.id - Antibodi merupakan protein darah yang dihasilkan tubuh untuk merespon dan melawan antigen tertentu, termasuk virus SARS-CoV-2 yang menjadi biang penyakit COVID-19.
Mereka aktif ketika sesuatu yang asing dalam tubuh kita menyerang, dan menjadi bagian terpenting dalam sistem kekebalan tubuh kita. Meski demikian, COVID-19 seiring waktu dan tempat terus mengalami perkembangan, mutasi, dan menjadi varian baru. Dapatkah antibodi melawannya?
Para peneliti di Washington University School of Medicine in St. Louis telah mengidentifikasi antibodi yang sangat protektif pada dosis rendah untuk melawan berbagai varian virus.
Mereka melaporkan temuan itu dalam makalah pre-proof berjudul A potently neutralizing SARS-CoV-2 antibody inhibits variants of concern by utilizing unique binding residues in a highly conserved epitope. Laporan itu tersedia di Imunity yang diterima Jumat (13/08/2021).
Baca Juga: Ada Polio dan Cacar, Mengapa Pemberantasan COVID-19 Diutamakan?
Mereka menulis, antibodi menempel pada bagian virus dengan cara yang berbeda pada semua varian. Artinya, resistensi antibodi tidak mungkin muncul di beberapa bagian yang biasa diketahui, para peneliti berpendapat.
"Antibodi saat ini mungkin bekerja melawan beberapa tetapi tidak semua varian," kata salah satu penulis laporan itu, Michael S. Diamond. Dia adalah profesor di Herbert S. Gasser.
"Virus kemungkinan akan terus berkembang seiring waktu dan waktu. Memiliki antibodi penetralisir yang luas dan efektif yang bekerja secara individual dan dapat dipasangkan untuk membuat kombinasi baru yang memungkinkan dapat mencegah resistensi," jelasnya di Eurekalert.
SARS-CoV-2, selama ini menggunakan spike proteinnya untuk menempel dan menyerang sel-sel di saluran pernapasan kita. Antibodi yang mencegah spike menempel pada sel, berusaha menetralkan virus dan mencegah penyakit.
Namun, banyak varian baru justru dapat bermutasi pada gen spike mereka. Hal itu tentunya sangat memungkinkan mereka menghindari antibodi dalam tubuh kita yang dihasilkan melawan serangan. Tentunya, Diamond dan tim menulis, bisa merusak efektivitas perawatan terapi yang berbasis antibodi.
Baca Juga: Mengapa Seseorang Mengalami Covid-19 Yang Parah? Jawabannya di Hidung
Dalam eksperimennya, mereka menemukan dua antibodi yang mampu menetralkan semua varian, yakni antibodi SARS2-38. Antibodi ini dapat melindungi dari penyakit yang disebabkan oleh dua varian: kappa dan virus yang mengandung spike protein dari varian beta, terang Diamond dan tim.
Source | : | eurekalert |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR