Baca Juga: TOH-Vac1, Vaksin Kanada yang Diklaim Ampuh Lawan Varian COVID-19
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga mengungkapkan bahwa sektor pariwisata Indonesia masih tertinggal dengan berbagai negara asia lainnya. Untuk itu Kemenparekraf mendukung terwujudnya lokasi wisata baru dengan bantuan pilar smart city.
“Fokus kita harus diutamakan pada ICT Readiness. Baik pada lima destinasi superprioritas maupun destinasi prioritas. Karena posisi kita (Indonesia) masih tertinggal dari Singapura dan Malaysia terkait kualitas destinasi wisata,” ujar Sandiaga.
Untuk memperkenalkan inovasi yang dihasilkan dari Gerakan Menuju Smart City, Kemenkominfo juga merilis area Virtual Exhibition Gerakan Menuju Smart City. Pada pameran virtual tersebut, dipamerkan hasil impelementasi dan rencana pembangunan smart city dari para peserta sejak 2017-2021.
Pameran dibuka oleh Menkominfo bersama Direktur Jenderal Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal SDPPI Kemenkominfo dan Plt Direktur Jenderal PPI Ismail, Direktur Utama BAKTI Kemenkominfo Anang Achmad Latif.
Masyarakat dapat menyaksikan pameran virtual tersebut melalui situs web https://indonesiasmartcity.id/live.
Apresiasi untuk pemerintah kota/kabupaten
Di samping ragam acara tersebut, Kemenkominfo juga membagikan penghargaan bagi para peserta Gerakan Menuju Smart City.
Kategori pertama diberikan kepada seluruh kepala daerah kota/kabupaten yang telah berpartisipasi sejak 2017. Sementara penghargaan kedua diberikan bagi kota/kabupaten yang berhasil melakukan inisiatif pembangunan berbasis smart city.
Tercatat, terdapat 141 kepala kota/kabupaten yang dipanggil ke atas panggung untuk menerima penghargaan. Acara kemudian ditutup dengan sosialisasi aplikasi Sistem Informasi Desa Dan Kawasan (SIDEKA) bersama Direktur Jenderal Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan.
Dalam pemaparannya, Semuel menjelaskan bahwa Sideka menjadi salah satu platform untuk mewujudkan smart city. Menurutnya, smart city tidak akan terwujud apabila sistem desa masih bersifat konvensional.
Baca Juga: Daftar Periksa Persalinan, Upaya Mencegah Kematian Bayi di Indonesia
“Unit terkecil yang ada di Indonesia itu desa dan kelurahan. Dengan membenahi unit terkecil lebih dulu, Indonesia nantinya bisa lebih cepat mengakselerasi sistem tersebut. Itulah prinsip Sideka,” ujarnya.
Melalui Sideka, Semuel berharap, pemerintah daerah dapat menginisiasi perkembangan smart village di wilayahnya. Adapun aplikasi Sideka bersifat gratis sehingga kota/kabupaten hanya perlu mengajukan training apabila ingin mencoba sistem baru ini.
“Aplikasinya sudah jadi, nanti kita (Kemenkominfo) lakukan training, host-nya juga gratis dan tidak pakai APBN. Jadi uang kota/kabupaten bisa digunakan untuk hal lain,” tutup Semuel.