Tutup Gerakan Menuju Smart City, Menkominfo Dorong Adaptasi Teknologi di Ranah Pariwisata

By Tim Konten, Jumat, 17 Desember 2021 | 18:56 WIB
Peluncuran Virtual Exhibition Gerakan Menuju Smart City oleh Menteri Kemenkominfo Johnny G Plate (Dok. Kemenkominfo)

 Nationalgeographic.co.id - Gerakan Menuju Smart City 2021 resmi ditutup pada Selasa (14/12/2021). Acara penutupan dihelat di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.

Gerakan Menuju Smart City merupakan program tahunan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kemenkominfo) yang dimulai sejak 2017.

Melalui gerakan tersebut, kota/kabupaten terpilih akan dibimbing untuk menyusun rencana induk (masterplan) pembangunan kota berbasis inovasi dan teknologi (smart city).

Tahun ini, Kemenkominfo memfokuskan pendekatan smart city untuk mengembangkan sektor pariwisata. Utamanya 10 destinasi pariwisata prioritas dan ibu kota negara baru di Kalimantan.

Kesepuluh destinasi wisata prioritas yang dimaksud adalah Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Pulau Morotai di Maluku Utara, Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung, Danau Toba di Sumatera Utara, dan Wakatobi di Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Mengapa Banyak Sekali Laki-laki Vietnam yang Bernama Nguyen?

Kemudian, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo di Jawa Timur, Likupang di Sulawesi Utara, Raja Ampat di Papua, dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.

Penutupan Gerakan Menuju Smart City 2021 dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate. Pada kesempatan tersebut, Menkominfo menyampaikan bahwa adaptasi smart city diharapkan mampu memulihkan sektor pariwisata yang terdapak cukup parah karena pandemi Covid-19.

“Penerapan teknologi dapat menumbuhkan resiliensi di tengah disrupsi pandemi Covid-19. Salah satunya melalui pilar smart city, yaitu smart branding. (Dengan metode ini) pariwisata dapat lebih mudah disosialisasikan dan dikenal,” ujarnya.

Tahun ini, Gerakan Menuju Smart City diikuti oleh 70 kota/kabupaten dari kedua wilayah tersebut. Sebanyak kota/kabupaten juga berkesempatan untuk mendapat bimbingan teknis dari para pakar.

Baca Juga: Nilai Egaliter dari Temuan Kuburan Bayi Perempuan Tertua di Eropa

Selain membahas tentang pelaksanaan Gerakan Menuju Smart City, Menkominfo juga menyinggung isu kependudukan yang terus menanjak. Menurutnya, seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan internet akan terus meningkat. Utamanya di kota besar yang rentan akan urbaninsasi.

“Indonesia akan mengalami urbanisasi hingga  82,37 persen di 2043. Artinya, kebutuhan internet di wilayah itu pun terus meningkat. Untuk itu, pengembangan smart city menjadi urgensi untuk masa depan,” ungkapnya.

Diisi diskusi dan pameran hasil inovasi

Selain menutup Gerakan Menuju Smart City, Kemenkominfo juga menggelar sejumlah acara. Salah satunya adalah diskusi yang dikemas dalam bentuk talkshow. Terdapat tiga sesi talkshow yang dihadirkan dalam acara tersebut.

Talkshow pertama bertajuk “Peningkatan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi dan Literasi Digital”.  Sesi talkshow menghadirkan tiga narasumber.

Mereka adalah Direktur Jenderal Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal SDPPI Kemenkominfo dan Plt Direktur Jenderal PPI Ismail, Direktur Utama BAKTI Kemenkominfo Anang Achmad Latif.

Talkshow dipandu oleh Managing Editor InfoKomputer Wisnu Nugroho yang berperan sebagai moderator.

Talkshow bertajuk “Peningkatan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi dan Literasi Digital” (Dok. Kemenkominfo)

Sesi pertama mengupas tentang konsep smart city di 2021. Kemudian, dilanjutkan dengan upaya Kemenkominfo dalam menjawab tantangan di era digital. Ketiga narasumber juga menceritakan pencapaian masing-masing terkait infrastruktur dan literasi digital di 2021.

Talkshow kedua dilanjutkan dengan tema “Pembangunan infrastruktur dasar dan amenitas di 10 Kawasan Pariwisata Prioritas Nasional”.

Sesi tersebut dihadiri oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, dan Editor in Chief National Geographic Indonesia Didi Kaspi Kasim sebagai moderator.

Sesi tersebut membahas tentang tantangan infrastruktur yang masih belum merata di berbagai daerah. Tantangan tersebut adalah suplai listrik, infrastruktur jalan, dan infrastruktur pendukung di area wisata.

Sementara talkshow ketiga adalah  “Cara Strategis Meningkatkan Citra Kota dan Kawasan Wisata”. Agenda ini dihadiri oleh Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Pakar City Branding Hermawan Kartajaya, CEO Citiasia Farid Subkhan, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Uno secara virtual.

Baca Juga: TOH-Vac1, Vaksin Kanada yang Diklaim Ampuh Lawan Varian COVID-19

Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga mengungkapkan bahwa sektor pariwisata Indonesia masih tertinggal dengan berbagai negara asia lainnya. Untuk itu Kemenparekraf mendukung terwujudnya lokasi wisata baru dengan bantuan pilar smart city.

“Fokus kita harus diutamakan pada ICT Readiness. Baik pada lima destinasi superprioritas maupun destinasi prioritas. Karena posisi kita (Indonesia) masih tertinggal dari Singapura dan Malaysia terkait kualitas destinasi wisata,” ujar Sandiaga.

Untuk memperkenalkan inovasi yang dihasilkan dari Gerakan Menuju Smart City, Kemenkominfo juga merilis area Virtual Exhibition Gerakan Menuju Smart City. Pada pameran virtual tersebut, dipamerkan hasil impelementasi dan rencana pembangunan smart city dari para peserta sejak 2017-2021.

Pameran dibuka oleh Menkominfo bersama Direktur Jenderal Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal SDPPI Kemenkominfo dan Plt Direktur Jenderal PPI Ismail, Direktur Utama BAKTI Kemenkominfo Anang Achmad Latif.

Masyarakat dapat menyaksikan pameran virtual tersebut melalui situs web https://indonesiasmartcity.id/live.

Apresiasi untuk pemerintah kota/kabupaten

Penghargaan kota/kabupaten yang telah mengikuti program Gerakan Menuju Smart City (Dok. Kemenkominfo)

Di samping ragam acara tersebut, Kemenkominfo juga membagikan penghargaan bagi para peserta Gerakan Menuju Smart City.

Kategori pertama diberikan kepada seluruh kepala daerah kota/kabupaten yang telah berpartisipasi sejak 2017. Sementara penghargaan kedua diberikan bagi kota/kabupaten yang berhasil melakukan inisiatif pembangunan berbasis smart city

Tercatat, terdapat 141 kepala kota/kabupaten yang dipanggil ke atas panggung untuk menerima penghargaan. Acara kemudian ditutup dengan sosialisasi aplikasi Sistem Informasi Desa Dan Kawasan (SIDEKA) bersama Direktur Jenderal Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan.

Dalam pemaparannya, Semuel menjelaskan bahwa Sideka menjadi salah satu platform untuk mewujudkan smart city. Menurutnya, smart city tidak akan terwujud apabila sistem desa masih bersifat konvensional.

Baca Juga: Daftar Periksa Persalinan, Upaya Mencegah Kematian Bayi di Indonesia

“Unit terkecil yang ada di Indonesia itu desa dan kelurahan. Dengan membenahi unit terkecil lebih dulu, Indonesia nantinya bisa lebih cepat mengakselerasi sistem tersebut. Itulah prinsip Sideka,” ujarnya.

Melalui Sideka, Semuel berharap, pemerintah daerah dapat menginisiasi perkembangan smart village di wilayahnya. Adapun aplikasi Sideka bersifat gratis sehingga kota/kabupaten hanya perlu mengajukan training apabila ingin mencoba sistem baru ini.

“Aplikasinya sudah jadi, nanti kita (Kemenkominfo) lakukan traininghost-nya juga gratis dan tidak pakai APBN. Jadi uang kota/kabupaten bisa digunakan untuk hal lain,” tutup Semuel.