Wahai Anak Muda, Indonesia Menanti Langkahmu untuk Netralitas Karbon

By Fikri Muhammad, Sabtu, 18 Desember 2021 | 16:30 WIB
Sebuah studi baru telah menunjukkan adanya dampak serius dari perubahan iklim, yang telah mengubah struktur atmosfer bumi. (Pixabay)

Nationalgeographic.co.id—Kita tinggal di Bumi, kemudian kita beraktivitas-bahkan bernapas-mengeluarkan karbon. Lalu alam menyerapnya. Seimbang antara karbon yang kita hasilkan melalui berbagai kegiatan. Itulah karbon netral

Tapi yang sekarang terjadi tidak terserap sepenuhnya. Karena berlebihan, karbon tadi lari ke atmosfer. Bahkan karbon di atmosfer terus meningkat. "Itu yang jadi persoalan bahwa netralisasi karbon, bagaimana kita menyeimbangkan kemampuan menyerap Bumi dengan emisi yang dihasilkan," kata Mahawan Karuniasa, Ketua Umum Jaringan Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia dan pengajar Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia.

Menurut Mahawan dalam bincang pagi bertajuk Netralitas Karbon dan Peran Anak Muda Indonesia, ekonomi mulai mengalami perubahan, yakni yang selaras dengan alam (Green Economy). Di tengah kondisi paskapulih dari pandemi, cita-cita Indonesia mengurangi jejak karbon dijalankan beriringan dengan model ekonomi tersebut. Berbeda dengan model ekonomi sebelumnya yang mengesampingkan perlindungan alam. 

"Sebelumnya sistem ekonomi keliru, semua diangggap gratis. Ada internalisasi, kita ambil air kita anggap gratis. Sekarang oh iya air terganggu karena penebangan hutan kita terganggu. Jadi biaya yang tadinya dianggap gratis harusnya ada harga," ucap Mahawan.

Melalui Undang-Undang no 16 tahun 2016 tentang Kesepakatan Paris, Indonesia telah berkomitmen mengurangi emisi karbon 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan asing. Indonesia juga konsisten membatasi kenaikan suhu 1,5 celcius di batas pra industri. 

Untuk menunjukan keseriusan untuk memerangi krisis iklim, Indonesia punya target ambisius mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor energi, limbah, industri, pertanian, dan kehutanan. Selain itu, Indonesia berkomitmen dalam meningkatkan ketahanan iklim melalui ketahanan ekonomi, sosial, dan sumber penghidupan, serta ekosistem dan lanskap. Tapi hal ini perlu melibatkan semua bidang.