Bunga Lotus telah memberikan kekuatan cinta tiga pelukis wanita ini untuk berkarya. Bunga cantik yang tumbuh di air itu seolah tak pernah habis mengalirkan inspirasi untuk dituangkan di atas kanvas.
Mereka adalah Kartika Affandi, Dyan Anggraini dan Yasumi Ishii. Tiga perempuan ini ingin menebarkan filosofi bunga Lotus kepada seluruh wanita, manusia dan alam semesta, melalui karya seni rupa. Ketiganya kemudian bersatu untuk mempersembahkan pameran lukisan bertajuk "Destination Lotus" di Limanjawi Art House, Borobudur, Kabupaten Magelang, mulai 15 Mei - 15 Juni 2016.
Kartika Affandi (82), yang merupakan putri maestro lukis Indonesia Affandi itu, mengatakan dirinya mencintai bunga Lotus sejak lama. Ia bahkan memiliki kolam besar di rumahnya, di Yogyakarta, yang ditumbuhi bunga mirip bunga Teratai itu.
"Bunga Lotus, bagi saya, adalah segala-galanya. Ia bermakna memberikan kesempurnaan, keadaan jiwa untuk meraih kebahagiaan hidup dengan hati murni yang bersih," tutur Kartika di Borobudur, Minggu (15/5/2016).
Namun, erupsi Gunung Kelud 2014 lalu telah merusak Lotus-lotus yang tumbuh di kolamnya. Hal itu membuat Kartika bersedih. Ia begitu kecewa.
"Waktu itu saya kecewa, jengkel, karena Lotus-lotus saya mati kena abu vulkanik Gunung Kelud. Ungkapan kekecewaan itu saya tuangkan di lukisan," kata dia.
Namun di tengah kecamuk kemarahannya, Kartika berpikir bahwa inilah alam yang niscaya. Manusia tidak bisa mengelak lagi ketika alam telah murka. Maka, sebagai manusia, alam harus dirangkul agar memberikan kebaikan bagi manusia sendiri.
"Alam semesta harus dirangkul, maka alam akan memberikan timbal balik kepada kita. Ketika alam marah, saat itu kita tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
Inspirasi tentang bunga Lotus tertuang dalam ratusan lukisan karya Kartika, sebut saja lukisan berjudul Lotud-Kehidupan Yang Abadi, Lotus-Aku Kecewa (Potret Diri), dan Borobudur Dalam Impianku.
Tidak hanya lukisan, berbagai instalasi seni, pakaian, tas hingga kursi roda miliknya juga terukir bunga Lotus.
Bunga Lotus, Candi Borobudur dan perempuan
Kartika juga memiliki pandangan bahwa bunga Lotus tidak terpisahkan dengan Candi Borobudur. Ia pun memimpikan lingkungan sekitar Candi Borobudur dipenuhi bunga Lotus yang akan memberikan nuansa segar, sejuk dan indah.
Kartika merasa prihatin ketika sebagian generasi sekarang, ketika berkunjung ke Candi Borobudur, hanya sekadar memotret seakan-akan menunjukkan bahwa mereka telah berkunjung saja. Tetapi tidak memberikan rasa hormat, sehingga mereka seenaknya memanjat dinding monumen sakral itu.