Bunga Lotus, Candi Borobudur dan Tiga Pelukis Perempuan

By , Selasa, 17 Mei 2016 | 09:00 WIB

Bunga Lotus telah memberikan kekuatan cinta tiga pelukis wanita ini untuk berkarya. Bunga cantik yang tumbuh di air itu seolah tak pernah habis mengalirkan inspirasi untuk dituangkan di atas kanvas.

Mereka adalah Kartika Affandi, Dyan Anggraini dan Yasumi Ishii. Tiga perempuan ini ingin menebarkan filosofi bunga Lotus kepada seluruh wanita, manusia dan alam semesta, melalui karya seni rupa. Ketiganya kemudian bersatu untuk mempersembahkan pameran lukisan bertajuk "Destination Lotus" di Limanjawi Art House, Borobudur, Kabupaten Magelang, mulai 15 Mei - 15 Juni 2016.

Kartika Affandi (82), yang merupakan putri maestro lukis Indonesia Affandi itu, mengatakan dirinya mencintai bunga Lotus sejak lama. Ia bahkan memiliki kolam besar di rumahnya, di Yogyakarta, yang ditumbuhi bunga mirip bunga Teratai itu.

"Bunga Lotus, bagi saya, adalah segala-galanya. Ia bermakna memberikan kesempurnaan, keadaan jiwa untuk meraih kebahagiaan hidup dengan hati murni yang bersih," tutur Kartika di Borobudur, Minggu (15/5/2016).

Namun, erupsi Gunung Kelud 2014 lalu telah merusak Lotus-lotus yang tumbuh di kolamnya. Hal itu membuat Kartika bersedih. Ia begitu kecewa.

"Waktu itu saya kecewa, jengkel, karena Lotus-lotus saya mati kena abu vulkanik Gunung Kelud. Ungkapan kekecewaan itu saya tuangkan di lukisan," kata dia.

Namun di tengah kecamuk kemarahannya, Kartika berpikir bahwa inilah alam yang niscaya. Manusia tidak bisa mengelak lagi ketika alam telah murka. Maka, sebagai manusia, alam harus dirangkul agar memberikan kebaikan bagi manusia sendiri.

"Alam semesta harus dirangkul, maka alam akan memberikan timbal balik kepada kita. Ketika alam marah, saat itu kita tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.

Inspirasi tentang bunga Lotus tertuang dalam ratusan lukisan karya Kartika, sebut saja lukisan berjudul Lotud-Kehidupan Yang Abadi, Lotus-Aku Kecewa (Potret Diri), dan Borobudur Dalam Impianku.

Tidak hanya lukisan, berbagai instalasi seni, pakaian, tas hingga kursi roda miliknya juga terukir bunga Lotus.

Bunga Lotus, Candi Borobudur dan perempuan

Kartika juga memiliki pandangan bahwa bunga Lotus tidak terpisahkan dengan Candi Borobudur. Ia pun memimpikan lingkungan sekitar Candi Borobudur dipenuhi bunga Lotus yang akan memberikan nuansa segar, sejuk dan indah.

Kartika merasa prihatin ketika sebagian generasi sekarang, ketika berkunjung ke Candi Borobudur, hanya sekadar memotret seakan-akan menunjukkan bahwa mereka telah berkunjung saja. Tetapi tidak memberikan rasa hormat, sehingga mereka seenaknya memanjat dinding monumen sakral itu.

"Maka dengan hati yang sedih saya tidak bisa berbuat apa kecuali melalui lukisan, rangkaian ini menjadi angan-angan bahwa alangkah indahnya jika Borobudur dikelilingi oleh dahan Lotus yang indah," ujar Kartika.

Wanita 20 cucu dan 21 cicit itu berujar bahwa bunga Lotus juga memiliki makna mendalam yang dapat diterapkan pada kehidupan wanita, dan manusia pada umumnya.

Lotus, kata dia, sejak muncul dari permukaan air yang membentuk kubah (stupa) warna putih tegak yang pada puncaknya merekah sangat bangga dengan dirinya sendiri.

"Seakan-akan dia memanggil kita, 'look at me, how beautiful I am' walaupun terkesan sombong tapi tetap sempurna sebagai perempuan yang punya percaya diri, yakin, dan tidak cengeng," paparnya.

Hal yang sama dirasakan Dyan Anggraini. Pelukis ini menilai, Lotus adalah inspirasi dan energi karena filosofi yang tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilia keindahan, kebenaran dan kesucian. Lotus juga telah mempu menghadirkan pembacaan sesuai zamannya.

"Lotus bunga suci lantaran tetap bersih dan indah meski tumbuh di air yang kotor," kata Dyah.

Lukisan Dyan yang dipamerkan antara lain berjudul Selembaran Dongeng, Dibalik Kelambu, Spiritual Energy, Symponi Padma, hingga Spirit Buddha dan Energy Lotus.

Sementara, Yasumi Ishii mengatakan bahwa bunga Lotus merupakan bunga yang spesial dan istimewa. Menurut dia, meskipun sudah berubah bentuk dan layu, namun Lotus tetap memiliki tunas dan terus hidup.

"Selain itu, setiap kali saya melihat patung Buddha, baik dalam agama Budha maupun Hindu, selalu berada di atas bunga Lotus. Saya kemudian tertarik dan menuangkan dalam sebuah karya lukis," katanya.

Pemilik Limanjawi Art House, Umar Chusaeni, mengatakan, bunga Lotus adalah simbol dari bunga yang sempurna dan suci, serta simbol kasih sayang. Hal itu diwujudkan oleh Budha ketika setiap kali melakukan meditasi selalu di atas bunga tersebut.

"Dan pameran ini merupakan bagian dari perkembangan seni rupa di Indonesia sekaligus bentuk emansipasi seniwati lukis Indonesia. Melalui pameran ini, diharapkan bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi perempuan lainnya," jelasnya.