Dosen Monash University tersebut menghembuskan nafas terakhir di sisi suaminya. Mereka berdua telah melakukan perjalanan bersama di Nepal. Mereka bercita-cita mendaki Tujuh Puncak Dunia, puncak-puncak tertinggi di tujuh benua.
Strydom merupakan pendaki berpengalaman. Ia pernah mencapai puncak Denali di Alaska, Aconcagua di Argentina, Gunung Ararat di Turki dan Gunung Kilimanjaro di Tanzania.
Salah satu inspirasinya mendaki ialah, untuk membuktikan bahwa vegetarian—seperti ia dan suaminya—secara fisik mampu melakukan hal-hal besar.
“Tampaknya banyak orang salah persepsi dan menganggap para vegetarian kurang gizi dan lemah,” tulis Strydom dalam sebuah artikel di situs universitasnya. “Dengan mendaki tujuh puncak dunia, kami akan membuktikan bahwa vegetarian dapat melakukan apa saja.”
Phurba mengatakan bahwa butuh beberapa hari untuk menurunkan dua jasad pendaki tersebut dari Everest.
Pada Sabtu itu juga, seorang pendaki Norwegia berusia 45 tahun harus dibantu turun oleh pemandu Sherpa setelah terserang snow blindness—gangguan pengelihatan karena silau cahaya salju.
Sudah tak terhitung kasus pendaki yang jatuh sakit dan menderita radang dingin di dekat puncak Everest. Meskipun resiko besar menanti di Everest, tahun demi tahun jumlah pendaki Everest terus meningkat. Pada hari yang sama dengan kematian Strydom, Alyssa Azar, 19, menjadi pendaki Australia termuda yang mencapai puncak. Lhakpa Sherpa, 42, seorang pegawai toko 7-Eleven di Connecticut memecah rekornya sendiri sebagai pendaki wanita yang paling banyak mencapai puncak Everest.
Musim pendakian Everest biasanya berlangsung selama sekitar dua bulan di musim semi, ketika kondisi memungkinkan bagi tim ekspedisi untuk menawarkan kepada para pendaki untuk mencapai puncak. Sejak pendakian dibuka pada awal Mei lalu, lebih dari 330 orang mendaki Everest dari sisi Nepal, dan beberapa lainnya mendaki dari sisi Tibet.