Memilah Fakta dan Dugaan di Balik Jatuhnya EgyptAir

By , Kamis, 26 Mei 2016 | 10:00 WIB

Pertanyaan tentang penyebab jatuhnya pesawat Airbus 320 milik EgyptAir di Laut Tengah pekan lalu, belum juga terjawab.

Peristiwa yang menewaskan 66 orang penumpang dan kru tersebut menyisakan tanda tanya besar, dan bahkan muncul pernyataan-pernyataan yang bertolak belakang.

Berikut ini adalah sejumlah fakta yang muncul sekaligus pertanyaan yang tak terjawab dari kecelakaan itu.

Ledakan atau bukan?

Salah satu pertanyaan utama dalam peristiwa ini adalah apakah pesawat penumpang itu jatuh atau meledak di udara karena bom atau masalah mesin?

Selasa kemarin, dua otoritas resmi di Mesir mengeluarkan pernyataan yang bertolak belakang, tentang kemungkinan ledakan di udara.

Seorang pejabat senior forensik menyebutkan, kondisi pecahan tubuh manusia yang paling besar hanya sebesar telapak tangan, memunculkan dugaan bahwa pesawat itu meledak di udara.

Namun, sesaat setelah itu, Kepala Badan Forensik Mesir membantah dugaan itu. Dia bahkan menyebut pernyataan tersebut tak berdasar. 

Kebakaran di kabin

Indikasi paling kuat dari masalah yang dialami pesawat ini adalah munculnya peringatan dari detektor asap sesaat sebelum pesawat menghilang dari radar.

Badan penyelidik kecelakaan udara Perancis mengungkapkan, deteksi asap di dalam area kabin menandakan adanya api di pesawat.

Hal ini dikatakan, Jurubicara Sebastien Barthe.

Namun penyebab munculnya api tetap tidak jelas. Barthe mengatakan pihaknya belum mampu menarik kesimpulan dari dugaan-dugaan itu.

Sementara, publikasi yang dirilis Aviation Herald menyebutkan detektor asap menangkap adanya asap dari salah satu toilet dan jendela di bagian kokpit.

Pernyataan bertolak belakang

Ketika otoritas di Mesir menyatakan tidak setuju dengan dugaan EgyptAir 804 meledak di udara, sekalipun bukti mengindikasikan demikian, perdebatan pun semakin menajam.

Debat itu terkait dugaan pesawat terbang ke arah yang tak menentu.

Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos mengungkapkan pesawat semoat terpantau terbang berbelok 90 derajat, lalu berputar 360 derajat sebelum hilang dari radar.

Namun Mesir membantah ini. Ehab Azmy, Kepala layanan navigasi udara Mesir menyebutkan pesawat tidak kehilangan arah atau pun ketinggian sebelum menghilang dari radar.

Azmy menyebut pesawat tetap terbang dalam ketinggian normal, 37,000 kaki ketika terpantau terakhir kali.

Mesir juga membantah laporan yang menduga pilot sudah mengirimkan sinyal darurat kepada pengawas penerbangan Mesir, terkait upaya memadamkan api di kabin.

Dugaan terorisme

Dugaan ini adalah yang pertama kali muncul saat diketahui kapal itu telah tenggelam di Laut Tengah.

Namun hingga berselang hampir satu minggu, tak ada satu pun kelompok teroris yang mengeluarkan klaim bahwa mereka yang melakukan serangan.

Di awal kejadian, Menteri Penerbangan Mesir Sherif Fathi mengungkapkan kemungkinan terorisme merupakan indikasi terbesar penyebab kecelakaan, dibanding kerusakan mesin.

Namun, Presiden Abdel-Fattah el-Sissi, lalu menyanggah dugaan itu. Dia menilai, dugaan itu merupakan spekulasi yang prematur, karena proses penyelidikan masih berjalan. 

"Tidak ada satu pun skenario yang paling mungkin, seluruh skenario adalah mngkin," kata dia.

Data penerbangan

Pencarian terhadap kotak hitam EgyptAir 804 masih berlangsung hingga hari ini. Kemungkinan benda itu berada di kedalaman Laut Tengah.

Sejumlah peralatan bawah laut pun diterjunkan untuk melakukan pencarian. Kemudian muncul laporan awal bahwa tim pencari telah menemukan benda itu. Namun, lagi-lagi Pemerintah Mesir mengeluarkan bantahannya.

Berdasarkan data komunikasi terakhir antara pilot pesawat dan sejumlah petugas menara pengawas, menunjukkan pesawat tidak dalam kondisi bermasalah.

Penumpang

Sejumlah ahli sempat memunculkan dugaan bahwa ada penumpang yang mengambil alih penerbangan, atau terlibat pergumulan dengan para pilot.

Namun, tiga otoritas keamanan penerbangan Eropa menyebut, tak ada yang mencurigakan dari manifest penumpang yang bocor ke publik.

Manifest itu disandingkan dengan data orang-orang yang dicurigai terkait terorisme, namun hasilnya nihil.

Data tersebut biasanya digunakan oleh otoritas penegak hukum baik di Eropa maupun Amerika Serikat untuk penyelidikan kasus terorisme.

Dengan rentetan fakta dan dugaan yang muncul menjelang sepekan jatuhnya EgyptAir itu, maka belum ada indikasi terkuat terkait penyebab jatuhnya pesawat yang telah mengudara sejak tahun 2003 tersebut.