Gawat, Gletser Himalaya Mencair Jauh Lebih Cepat daripada yang Lain

By Wawan Setiawan, Rabu, 22 Desember 2021 | 11:00 WIB
Air berlumpur mengalir ke sungai Alaknanda dua hari setelah sebagian gletser Himalaya pecah dan menyebabkan banjir besar di daerah Tapovan di negara bagian Uttarakhand, India, Selasa, 9 Februari 2021. (Rishabh R. Jain | AP)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah penelitian baru telah memperingatkan bahwa pencairan gletser Himalaya yang semakin cepat mengancam pasokan air jutaan orang di Asia. Studi yang dipimpin oleh University of Leeds, telah menyimpulkan bahwa selama beberapa dekade terakhir gletser Himalaya telah kehilangan es sepuluh kali lebih cepat daripada rata-rata sejak ekspansi gletser besar 400 hingga 700 tahun yang lalu, periode yang dikenal sebagai Zaman Es Kecil.

Studi ini juga mengungkapkan bahwa gletser Himalaya menyusut jauh lebih cepat daripada gletser di bagian lain dunia, tingkat kehilangan ini digambarkan oleh para peneliti sebagai "luar biasa."

Makalah, yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada 20 Desember 2021 berjudul Accelerated mass loss of Himalayan glaciers since the Little Ice Age, membuat rekonstruksi ukuran dan permukaan es dari 14.798 gletser Himalaya selama Zaman Es Kecil. Para peneliti menghitung bahwa gletser telah kehilangan sekitar 40 persen dari wilayah mereka, menyusut dari puncak 28.000 km2 menjadi sekitar 19.600 km2 saat ini.

Selama periode itu mereka juga telah kehilangan antara 390 km3 dan 586 km3 es, ini setara dengan semua es yang ada saat ini di Pegunungan Alpen Eropa tengah, Kaukasus, dan Skandinavia jika digabungkan. Air yang dilepaskan melalui pencairan itu telah menaikkan permukaan laut di seluruh dunia antara 0,92 mm dan 1,38 mm, menurut hitungan tim.

Melansir Tribune India, Dr Jonathan Carrivick, penulis korespondensi dan Wakil Kepala Sekolah Geografi Universitas Leeds, mengatakan, "Temuan kami dengan jelas menunjukkan bahwa es sekarang hilang dari gletser Himalaya pada tingkat yang setidaknya sepuluh kali lebih tinggi daripada tingkat rata-rata selama berabad-abad terakhir.”