Fosil Sayap Burung Prasejarah Terjebak dalam Amber

By , Kamis, 30 Juni 2016 | 16:30 WIB

Dua fosil sayap yang telah membatu dalam batuan amber ini nampak sama seperti yang dimiliki burung-burung modern kini. Usia sayap tersebut terindikasi mencapai ratusan tahun.

Penelitian ini telah dipublikasikan pada 28 Juni untuk Nature Communication dan disumbangkan pada National Geographic Society’s Council. Dalam penelitian, temuan ini masuk dalam golongan Enantiornithes, kelompok dinosaurus terbang yang telah punah pada era Cretaceous.

 Kejutan yang Menakjubkan

Fakta bahwa dinosaurus berbulu telah ada sejak tahun 1990an. Informasi yang kita dapatkan terkait bulu burung prasejarah, hingga saat ini berasal dari cetakan-cetakan bulu yang telah menjadi fosil.

Ada banyak kekurangan dari cetakan bulu yang telah menjadi fosil. Kekurangan tersebut terletak pada detil hingga informasi warna. Bulu yang ada di dalam batu amber tersebut juga belum mampu memberikan identifikasi hewan pemilik bulu tersebut.

Terdapat dua sampel baru seberat 1,6 dan 8,51 gram yang terdiri dari struktur tulang, area bulu, dan juga jaringan halus. Lida Xing dari University of Geoscience, China, mengungkapkan bahwa sampel ini bukanlah bulu yang terisolasi secara sederhana.

 “Permasalahan besar yang kami hadapi dengan bulu adalah kami biasanya mendapatkan fragmen kecil atau bulu yang terisolasi dan kami tidak pernah yakin darimana mereka dihasilkan,” kata Ryan McKellar, kurator  paleontologi invertebrata dari Royal Saskatchewan Museum, Canada. “Kami tidak pernah menemukan sesuatu seperti ini. Ini adalah kejutan yang menakjubkan”.

Bulu yang Mirip

Hasil X-ray Micro-CT menunjukkan bahwa sampel tersebut berasal dari seekor hewan muda. Hal tersebut terlihat dari struktur tulang dan proporsi sampel itu. Sejumlah karakteristik bulu burung menunjukkan adanya kemungkinan mereka berasal dari spesies yang sama.

Sampel memperlihatkan kulit, jari, dan baris bulu. Terdapat juga bulu asimetris utama untuk terbang, bulu kedua, dan yang tersembunyi. Semuanya terlihat memiliki kesamaan susunan dan struktur micro yang terdapat pada burung modern saat ini.

Jika melihatnya dengan mata telanjang, bulu burung itu memiliki warna hitam. Namun dengan menggunakan mikroskop, bulu sayap itu cenderung berwarna cokelat gelap.

!break!

Sumber Fosil Justru di Area Bermasalah

Sumber fosil di amber Burma sebagian besar terletak di pertambangan desa Hukawng, kota Kachin. Desa tersebut berada di bawah kekuasan pasukan tentara kemerdekaan Kachin yang telah berkonflik dengan pemerintah lebih dari 50 tahun.