Percikan Semangat Revolusi Amerika: dari 'Ngopi' sampai Revolusi!

By Galih Pranata, Minggu, 26 Desember 2021 | 08:00 WIB
Ilustrasi kopi yang menjadi alat politik dalam mencapai revolusi di Amerika. (American Battlefield Trust)

Nationalgeographic.co.id—Kapten John Smith dari Inggris, tahu tentang kopi dari perjalanannya ke Turki pada 1630, dan memberi tahu rekan-rekan koloninya tentang kopi itu, meskipun kopi itu baru akan tiba di AS pada tahun 1640-an. 

Biji kopi sendiri diperkenalkan ke Dunia Baru pada tahun 1723, dan perdagangan kopi berkembang pesat. 

The Tea Act of 1773, dimaksudkan untuk menyelamatkan kongsi dagang Britania, East India Company (EIC) yang saat itu mengalami kesulitan keuangan. 

Sebagaimana dilansir dari Battlefield, sebelum kemunculan The Tea Act of 1773, melalui Townshend Revenue Act, pemerintahan kolonial mengenakan pajak pada sejumlah barang impor, termasuk teh.

"Kopi dipandang sebagai minuman patriotik di koloni-koloni setelah Pesta Teh Boston, ketika minum teh tidak lagi populer," tulis Rotondi. Ia menulsinya kepada History.

Baca Juga: Minum Kopi dan Teh Turunkan Risiko Strok? Inilah Penjelasannya

Jessica Pearce Rotondi dalam artikelnya berjudul How Coffee Fueled Revolutions—And Revolutionary Ideas, menjelaskan tentang pengaruh kopi dalam kehidupan berdialektika politik dalam sejarah. Artikelnya terbit pada 11 Februari 2020.

Pada saat itu, kedai Amerika menyajikan kopi bersama minuman keras, dan Green Dragon Tavern (kedai kopi) di Boston dijuluki 'Markas Besar Revolusi' oleh Daniel Webster, karena menampung banyak pertemuan Sons of Liberty menjelang dan selama Perang Revolusi.