Rhinocolura, Kota Berpenghuni Manusia Tanpa Hidung di Era Mesir Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 26 Desember 2021 | 14:00 WIB
Kota Rhinocolura dibuat oleh raja Mesir kuno sebagai tempat hukuman potong hidung bagi para pencuri. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id – Sekitar 3.000 tahun yang lalu di dekat kota Gaza terbentang sebuah kota yang tidak seperti kota lainnya di dunia. Orang Yunani menyebutnya Rhinocolura, nama untuk wajah aneh orang-orang yang tinggal di sana karena setiap orang di sana tidak memiliki hidung.

Orang-orang ini adalah penjahat, dan Rhinocolura adalah penjara mereka. Kota ini dibangun oleh salah satu raja Mesir kuno sebagai hukuman bagi pencuri. Orang-orang yang tinggal di sana semuanya tertangkap basah mencuri. Hidung mereka dipotong dari wajah mereka dan mereka dikutuk untuk tinggal di kota ini di tepi gurun.

Orang-orang ini tidak akan pernah lagi bisa masuk kembali ke tempat mereka tinggal sebelumnya. Jika seseorang berhasil melarikan diri melewati tembok kota, hidungnya yang terpenggal akan memberitahukan dia sebagai penjahat kepada siapa pun yang melihatnya.

Satu-satunya pilihan adalah mencoba mencari semacam kehidupan di dalam tembok kota. Kehidupan di sana brutal dan keras. Hampir tidak ada setetes air pun di seluruh kota, dengan satu-satunya sumber berasal dari sumur tercemar yang terkubur di bawah tanah. Namun, orang-orang di kota itu selamat, menangkap ikan di laut dengan jaring alang-alang dan berburu beberapa burung puyuh yang akan terbang.

Baca Juga: Godly Butchery: Penyiksaan Terkejam dari Abad Pertengahan di Inggris 

Rhinocolura adalah Tempat Nyata

Rhinocolura adalah kota dari waktu yang berbeda, ketika kejahatan dan hukuman dibalas mata ganti mata. Kota aneh di mana orang-orang dengan hidung terpenggal berjuang untuk bertahan hidup, pada masanya, dipandang sebagai tindakan kebajikan dari penguasa yang lunak.

Sungguh tempat yang aneh untuk membayangkan bahwa beberapa orang telah menganggapnya sebagai mitos, tetapi Rhinocolura itu nyata. Benar-benar ada di dalam sejarah Mesir ketika hidung penjahat dipotong dan mereka dipaksa untuk berjuang sendiri di kota gurun yang brutal.

Kota ini kemungkinan dibangun sekitar 1300 SM, tetapi sedikit yang ditulis lebih dari 3.000 tahun yang lalu masih ada sampai sekarang. Sebaliknya, sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang kota berasal dari orang-orang yang hidup seribu tahun setelah kota itu dibangun.

Para penulis Yunani, Romawi, dan Yahudi kuno semuanya menyebut kota itu, tetapi ketika para penulis ini hidup, kota itu hanyalah kota biasa dengan orang-orang normal. Pada saat itu, masa lalunya yang aneh sudah menjadi legenda.

Kebenaran sejarahnya telah dikacaukan, dan orang-orang percaya bahwa itu dibangun sekitar 500 SM oleh raja Etiopia yang baik hati yang menggulingkan Firaun. Arkeologi, bagaimanapun, menunjukkan sebaliknya.

Pada tahun 1880-an, seorang arkeolog menemukan bukti untuk pertama kalinya, bahwa kota penjahat yang tidak punya hidung benar-benar ada. Legenda yang disebarkan pada tahun 30 SM memang benar, tetapi itu adalah cerita yang jauh lebih tua dari yang mereka sadari. Pada saat itu, kisahnya telah hidup selama 1.300 tahun.