Menurunnya Mamalia Singa Laut yang Misterius

By , Rabu, 31 Agustus 2016 | 16:00 WIB

Pulau Falkland terisolasi jauh di barat daya Samudra Atlantik, tempat  populasi southern sea lion terbesar di dunia. Namun saat ini, pulau itu menjadi daerah dengan populasi terkecil.

Perburuan menjadi alasan utama penurunan anjing laut dan singa laut di dunia. Namun, populasi di Falklands tidak pernah meningkat meski perburuan tak pernah ada lagi sejak setengah abad lalu.

Hal itu menjadi aneh, karena di bagian dunia manapun, populasi anjing laut dan singa laut yang lain yang diburu hingga mendekati kepunahan, telah kembali. Contohnya, anjing laut berbulu antartika (Arctocephalus gazella) yang hampir musnah di awal tahun 1900-an, kini populasinya kembali meningkat hingga tiga juta ekor.

Dalam beberapa tahun, para ilmuwan menyalahkan pemburu Argentina atas penurunan populasi di Falklands. Jika singa laut melakukan perjalanan dari pulau mereka untuk berkembang biak di pulau utama saat perburuan masih terjadi, operasi besar di sekitar pantai Argentina mungkin bisa jadi alasan atas pengurangan jumlah mereka.

Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa genetika singa laut tergambar lebih rumit dari yang diperkirakan. Untuk memulainya, muncul pernyataan bahwa singa laut Falklands mungkin tidak melakukan perjalanan menuju Argentina.

"Realisasi ini sangat penting, karena hal itu mempengaruhi bagaimana ancaman bagi keberadaan populasi singa laut," ujar Alastair Baylis, ahli ekologi laut dengan Icelandic Seal Center and the South Atlantic Enviromental Research Institute di Falklands. "Jika kita benar, itu akan menunjukkan bahwa singa laut lebih rentan dari yang sebelumnya diketahui."

Migrasi yang masih misterius

Sebanyak 33 spesies dari anjing laut dan singa laut yang hidup di dunia, dan sebagai predator teratas di lautan, mereka sangat bergantung pada laut yang sehari. Nasib mereka juga memiliki implikasi yang luas, tak hanya bagi spesies laut seperti penguin, namun juga manusia.

Singa laut Falklands merupakan bagian dari populasi besar singa laut barat daya yang rentang wilayahnya dari Peru hingga Uruguay, dan mereka pernah memberikan gambaran perkembangan populasi yang signifikan.

Tahun 1930-an, sebanyak 80.550 bayi singa laut lahir di Falkland. Hal tersebut kontras dengan yang terjadi di tahun 2014, dimana angka kelahiran hanya mencapai 4.443 ekor.

Belajar dari yang terjadi pada singa laut menunjukkan apa yang terjadi pula pada gajah laut Falklands, yang mengalami penurunan hingga 90 persen sejak  1982.

Baylis, yang menjadi bagian dari National Geographic Society Committee for Research and Exploration, melakukan perjalanan pertamanya pada 2008, setelah direkrut bersama dengan pemerintah Falkland sebagai peneliti ikan.

Gagasan bahwa singa laut Falkland dibunuh di Argentina pertama kali muncul tahun 1930-an, ketika ilmuwan Inggris bernama James Hamilton melakukan observasi singa laut yang menghilang dari pantai Falkland ketika musim dingin datang. Hal itu menunjukkan bahwa migrasi musim dingin yang dilakukan oleh singa laut sangatlah rentan.