Yuk, Berkenalan dengan Kameloh dan Kawan-kawannya

By , Kamis, 18 Agustus 2016 | 12:00 WIB

Rambo ditempatkan di Pulau Kaja untuk menjalani tahap pra-pelepasliaran sejak 20 November 2014. Ia memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Ia tidak agresif namun akan melawan saat merasa terganggu. Ia cenderung menjauhi manusia, terlebih orang yang tidak dikenalnya. Meskipun bukan orangutan yang dominan, namun Rambo cukup terampil dalam mencari pakan alami.

Selain punya rasa ingin tahu yang besar, Rambo juga punya kebiasan unik, dia suka berguling-guling sambil meludah. Benar-benar iseng, ya!

Rambo memiliki tonjolan di dahi dan berambut poni. Wajahnya dihiasi janggut tipis berwarna jingga. Mulai tumbuh garis bantalan tipis di pipinya. Kini Rambo telah berusia 12 tahun dengan berat badan 45,5 kg. Rambo kini telah memulai kehidupan barunya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

4. Dara, selalu mandiri dan waspada

Dara tumbuh menjadi orangutan betina mandiri nan cantik. Rambutnya tebalnya berwarna cokelat kemerahan. (Yayasan BOS)

Di usia 3 tahun, Dara tiba di Nyaru Menteng setelah diselamatkan dari area konsesi perkebunan kelapa sawit di Satuan Pemukiman 3, Desa Padas, Parenggean, Kalimantan Tengah, pada 31 Desember 2005. Berat badannya saat itu 7,5 kilogram. Ia sehat dan masih menunjukkan perilaku liar. Ia akan bertindak agresif ketika ada manusia yang mendekatinya.

Setelah melewati masa karantina, Dara ditempatkan di Komplek Sosialisasi Nyaru Menteng dan sejak 19 November 2014, Dara mengikuti tahap pra-pelepasliran di Pulau Kaja.

Kini usia Dara sudah 14 tahun. Dara tumbuh menjadi orangutan betina mandiri nan cantik. Rambutnya tebalnya berwarna cokelat kemerahan. Pengalaman membentuknya menjadi orangutan yang selalu waspada dengan lingkungan di sekelilingnya. Dara kini telah menempati rumah baru di belantara Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya bersama kesembilan kawannya.

5. Awa dan Ewa, ibu dan anak yang kompak

Setelah lulus dari Sekolah Hutan, Awa menempati Pulau Kaja. Di pulau pra-pelepasliaran itu, Awa sangat aktif dan lebih suka menyendiri. (Yayasan BOS)

Orangutan betina bernama Awa berhasil disita pada 29 Februari 2000 oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dari seorang warga di Desa Mangkatip, Barito Selatan, Kalimantan Tengah yang sempat menjadikannya hewan peliharaan. Ia baru berusia 1,5 tahun dengan berat badan 5 kilogram saat pertama kali tiba di Nyaru Menteng.

Awa menempati Pulau Kaja setelah lulus dari Sekolah Hutan. Di pulau pra-pelepasliaran itu, Awa sangat aktif dan lebih suka menyendiri. Pada 13 Februari 2008, orangutan yang mempunyai rambut pendek berwarna coklat kemerahan ini melahirkan putri pertamanya yang diberi nama Ewa. Ewa yang memiliki rambut tebal dan juga berwarna coklat kemerahan ini berperilaku layaknya orangutan liar. Ia tidak menyukai kehadiran manusia dan akan segera mencari perlindungan di pelukan sang ibu.