Yuk, Berkenalan dengan Kameloh dan Kawan-kawannya

By , Kamis, 18 Agustus 2016 | 12:00 WIB
Ewa kini berusia 8 tahun. Ia tumbuh selayaknya orangutan liar yang tak suka kehadiran manusia. (Yayasan BOS)

Setelah 16 tahun menjalani proses rehabilitasi di Nyaru Menteng, Awa kini berusia 18 tahun dengan berat badan 42,95 kilogram. Sementara putrinya Ewa kini berusia 8 tahun dengan berat badan 25,90 kilogram. Awa dan Ewa kini pulang ke rumah sejati mereka, di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

6.Induk Doren dan Jagoannya, Daichi

Doren melahirkan putra pertamanya yang diberi nama Daichi di Pulau Kaja pada 17 Maret 2015. (Yayasan BOS)

Doren adalah orangutan betina hasil penyitaan dari seorang warga di Desa Tanjung Jurung, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah pada 10 Februari 2003. Ketika tiba di Nyaru Menteng, usianya diperkirakan satu tahun dengan berat badan 2,2 kilogram. Fisiknya sehat dan perilakunya tergolong liar.

Pada 24 Desember 2012, Doren yang terampil mencari pakan alami ini lulus dari Sekolah Hutan dan melanjutkan pembelajarannya di Pulau Bangamat. Doren yang juga dikenal sebagai orangutan yang pandai menjelajah, pernah menghilang selama dua bulan dan kembali ditemukan dalam keadaan sehat di tepian Sungai Rungan di dekat Desa Kanarakan, yang jaraknya lebih dari 30 km dari tempat ia terakhir terlihat di Pulau Bangamat. Setelah kembali ke Nyaru Menteng, Doren ditempatkan di Pulau Kaja melanjutkan proses pra-pelepasliarannya sejak 16 November 2014.

Pada 17 Maret 2015, Doren melahirkan putra pertamanya yang diberi nama Daichi di Pulau Kaja. Doren yang memiliki rambut tebal berwarna coklat kemerahan itu kini berusia 12 tahun dengan berat badan 60 kilogram dan dia akan mendidik putranya Daichi yang baru berusia satu tahun untuk menjadi orangutan liar sejati di rumah baru mereka, Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

7. Duo Winda & Wihim

Winda yang kini berusia 14 tahun bersama putranya Wihim telah kembali ke rumah sejati mereka, Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. (Yayasan BOS)

Winda disita oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dari seorang karyawan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Orangutan betina ini masih berusia 5 tahun saat tiba di Nyaru Menteng pada 22 Januari 2007. Berat badannya 9,5 kilogram dan kondisinya memprihatinkan. Ia menderita malnutrisi dan ditemukan beberapa luka di tubuhnya. Namun ia masih berperilaku liar dan tidak mau didekati manusia.

Berkat dedikasi, perawatan dan kasih sayang dari Tim Nyaru Menteng, Winda pun kembali sehat dan dapat menjalani proses rehabilitasi di Nyaru Menteng 2. Pada 8 Juli 2014, Winda melahirkan orangutan jantan yang menawan, bernama Wihim. Dan pada 20 November 2014, mereka pun mulai menjalani tahapan pra-pelepasliaran di Pulau Kaja.

Winda yang memiliki paras cantik ini sangat menyayangi putranya yang kini telah berusia 2 tahun. Winda yang kini berusia 14 tahun bersama putranya Wihim telah kembali ke rumah sejati mereka, Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

Kesepuluh orang utan tersebut dibedakan menjadi dua kategori, yakni Semi Liar dan Rehabilitan. Semi-liar adalah orangutan yang pada saat diselamatkan, sudah pernah dipelihara atau cukup sering berinteraksi dengan manusia, tapi masih berperilaku liar dan secara konsisten memperlihatkan kemampuan yang cukup untuk hidup mandiri di hutan. Kameloh, Mima, Rambo, Dara, termasuk dalam kategori ini.

Sementara Awa, Ewa, Doren, Daichi, Winda dan Wihim termasuk dalam kategori Rehabilitan, yakni orangutan yang diselamatkan pada usia sangat muda atau sudah cukup lama menjadi peliharaan manusia sehingga belum memiliki atau sudah kehilangan sebagian besar kemampuan untuk hidup mandiri di hutan. Karena itu, mereka harus melalui proses rehabilitasi terlebih dahulu.

Nasib orangutan kini tengah berada di ujung tanduk. Populasinya merosot tajam. Habitat mereka berkurang drastis akibat alih fungsi hutan dan ulah manusia memelihara, memperdagangkan, atau berkonflik dengan spesies ini.

Kondisi tersebut menuntut semua pihak untuk lebih peduli terhadap upaya konservasi orangutan demi melindungi mamalia arboreal terbesar ini dari ancaman kepunahan.