Tusuk Gigi Jadi Alat Pembunuh dan Barang Mewah di Peradaban Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 26 Desember 2021 | 17:10 WIB
Tusuk gigi perak Romano-Inggris, tusuk gigi gading ditemukan di India dan sebuah kotak emas dengan pencocokan gigi dan alat penusuk telinga. (British Museum)

Nationalgeographic.co.id - Tusuk gigi, alat kecil yang biasa Anda pilih setelah makan jagung rebus, dan seringkali menjadi potongan kayu yang Anda buang sembarangan. Barang sehari-hari ini ternyata memiliki fungsi yang cukup menarik lo dan ada sejarah di baliknya.

Tusuk gigi adalah peralatan sederhana yang pasti banyak orang anggap remeh saat ini. Namun, sejarah di balik alat sederhana ini terbentang jauh ke masa lalu, mungkin bahkan lebih jauh ke prasejarah. Status tusuk gigi berubah selama berabad-abad. Ketika tusuk gigi mulai diproduksi secara massal dalam skala industri selama abad ke-19, tusuk gigi itu menjadi barang rumah tangga.

Tusuk Gigi Tertua

Saat ini, bukti fisik tusuk gigi prasejarah belum ditemukan oleh para arkeolog. Alat-alat ini kemungkinan besar terbuat dari bahan yang sudah lama terurai, seperti kayu. Namun demikian, ada tanda-tanda bahwa alat semacam itu digunakan secara luas oleh Neanderthal dan Homo sapiens awal.

Para peneliti yang mempelajari tengkorak prasejarah telah menyimpulkan bahwa nenek moyang kita menggunakan beberapa jenis alat secara teratur untuk membersihkan gigi mereka. Hal ini dapat dilihat pada peninggalan hominid yang berumur sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dari situs Dmanisi di Republik Georgia. Menurut peneliti, pada akar gigi di salah satu tulang rahang, terdapat bekas gores yang mencerminkan bentuk tusuk gigi. Ada anggapan bahwa peradangan di sana disebabkan oleh penusukan gigi yang berulang-ulang.

Baca Juga: Inilah Mengapa Gigi Kita Memiliki Bentuk dan Ukuran yang Berbeda

Alat Pembunuh dan Barang Mewah

Tusuk gigi mewah dengan elemen ruby, mutiara, dan emas. (Bristish Museum)

Tusuk gigi diketahui telah digunakan oleh berbagai peradaban kuno. Penggunaan tusuk gigi di dunia kuno dibuktikan dalam sumber-sumber sastra. Salah satunya, menurut Diodorus Siculus, sejarawan Yunani kuno mengatakan Agathocles, seorang tiran dari Syracuse dibunuh karena menggunakan tusuk gigi yang diolesi racun. Selain itu, tusuk gigi dari periode ini telah disimpan dalam catatan arkeologi, karena sering dibuat dari bahan yang lebih tahan lama, seperti tulang, atau logam mulia.

Pilihan bahan untuk pembuatan tusuk gigi di dunia kuno adalah cerminan dari status tinggi yang dinikmati instrumen ini. Ini berlanjut hingga periode Abad Pertengahan, ketika membawa tusuk gigi emas atau perak ke dalam tas, adalah salah satu dari banyak cara orang Eropa kelas atas membedakan diri mereka dari massa.

Faktanya, tusuk gigi tetap menjadi simbol status hingga paruh kedua abad ke-19. Louise Marie Thérèse d'Artois, seorang Duchess of Parma yang hidup pada abad ke-19, misalnya, memiliki selusin tusuk gigi yang berharga sebagai bagian dari mas kawinnya.

Baca Juga: Alat Berburu dan Meramu Masyarakat Sulawesi pada Ribuan Tahun Lalu 

Tusuk Gigi Diproduksi Sejak Abad ke-16

Menariknya, tusuk gigi sudah diproduksi massal sejak abad ke-16, meski tidak dalam skala industri. Inovasi ini telah dikaitkan dengan para biarawati Mosteiro de Lorvão di Coimbra, Portugal. Namun, alih-alih digunakan untuk membersihkan gigi, tusuk gigi sekali pakai yang diproduksi oleh para biarawati dimaksudkan untuk mengambil permen lengket yang jika tidak diambil akan meninggalkan bekas di jari. Diduga, tusuk gigi juga digunakan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang tertinggal di gigi setelah makan manisan.

Daerah di Portugal ini akhirnya menjadi terkenal karena tusuk gigi berkualitas tinggi yang mereka hasilkan, dan tusuk gigi dari wilayah tersebut diekspor ke seluruh Eropa dan Amerika. Selama abad ke-19, seorang pengusaha Amerika bernama Charles Forster menemukan impor Portugis ini saat bekerja di Brasil.

Membuat Pasar Tusuk Gigi Besar-besaran

Melihat peluang untuk menghasilkan uang, Forster mulai mengerjakan mesin yang bisa menghasilkan tusuk gigi dalam skala industri. Sementara mesin pengusaha mampu memproduksi hingga satu juta tusuk gigi sehari, ada kekurangan permintaan di AS untuk produknya. Salah satu alasannya adalah karena orang Amerika terbiasa memproduksi tusuk gigi mereka sendiri, meskipun dalam skala kecil, dan tidak masuk akal bagi mereka untuk membayar sesuatu yang dapat mereka buat dengan mudah. Forster, bagaimanapun, tidak menyerah. Hingga akhirnya dia  berhasil membuka pasar untuk tusuk giginya. Dengan demikian, tusuk gigi berubah dari barang mewah menjadi barang rumah tangga yang dapat dengan mudah ditemukan di toko-toko di seluruh dunia saat ini.