Nationalgeographic.co.id—Albert Einstein adalah dua padanan kata yang paling sempurna untuk memberi contoh tentang kejeniusan. Seorang yang tekun, mengabdikan dirinya pada ilmu pengetahuan.
Ia menghabiskan semasa hidupnya dalam dunia riset dan sains. Meskipun di awal karirnya, ia merupakan orang yang kerap kali tertolak dan menjadi mahasiswa yang terlihat biasa-biasa saja, tetapi ia terus mencoba.
Sampai pada titik di mana ia mulai dikenal dunia sebagai fisikawan paling sohor di muka bumi. "Ia disejajarkan dengan beberapa ilmuwan kharismatik seperti Bertrand Russell, Voltaire, dan Sam Harris," tulis CW Headley.
Ia menulisnya kepada The Ladders, dalam artikelnya yang berjudul Albert Einstein: Humor, happiness and everything in between, yang dipublikasikan pada 14 Maret 2019.
Tak pelak, banyak sisi kehidupan Einstein yang tak lepas dari perhatian publik. Utamanya adalah sifat humorisnya. Banyak yang megira bahwa Einstein merupakan ilmuwan kutu buku yang cenderung pendiam dan kaku.
Headley menyatakan bahwa Einstein adalah sosok yang jenaka, ia menyebutnya dengan julukan 'Casanova yang Jenaka'. Bagaimanapun, Einstein adalah sosok ilmuwan yang humoris dan jenaka.
Tentang kasmarannya pada seorang gadis yang kemudian menjadi istrinya, kutipan Einstein lantas menjadi dikenal banyak orang.
Baca Juga: Tulisan Tangan Einstein Berisi Teori Relativitas Pecahkan Rekor Lelang
"Ketika Anda duduk dengan seorang gadis yang baik selama dua jam, Anda akan merasa itu hanya satu menit, tetapi ketika Anda duduk di kursi di atas nyala kompor selama satu menit, Anda akan merasa itu dua jam. Itulah relativitas," ungkap Einstein dalam Headley.
Sebegitu tak kakunya Einstein berseloroh, mengungkap sebuah analogi yang dikemas secara anekdot akan rasa kasmarannya. Headley juga meyakini di balik sosok kharismatik Einstein, ia juga merupakan sosok yang humoris.
Lantas, yang lebih menghebohkan lagi adalah fotonya menjulurkan lidah. Meski begitu, stigma kekakuan Einstein yang kharismatik masih belum lepas dalam hemat banyak orang. Banyak yang menuding foto tersebut adalah hasil editan dan berita palsu.
Sebagaimana dilansir dari DW, Sarah Hucal menerjemahkan artikel berbahasa Jerman, karya Suzanne Cords yang mengungkap fakta di balik foto menjulurkan lidah Einstein yang mendunia.
Artikel berjudul The story behind Albert Einstein's most iconic photo, yang dipublikasi pada 13 Maret 2021, menjelaskan tentang keaslian adanya momentum jenaka Einstein yang menjulurkan lidahnya.
Saat itu tanggal 14 Maret 1951, hari di mana Albert Einstein telah berusia 72 tahun. Fisikawan kenamaan yang lahir di Ulm, Jerman, itu sudah tinggal di Amerika Serikat selama bertahun-tahun.
Saat momentum itu terjadi, disebutkkan, bahwa dia bekerja pada Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey. Berangkat pada sebuah perayaan ulang tahun yang didedikasikan untuk menghormatinya di pusat penelitian.
Para wartawan dan paparazzi sedang mengintai di luar venue ketika Einstein tengah bergegas pergi. Mereka berharap mendengar salah satu sindiran jenaka yang keluar dari sang profesor terkenal di dunia tentang situasi politik global, sekaligus mengambil foto ulang tahun Einstein ke-72 yang sempurna.
Baca Juga: Kenapa Waktu Terasa Cepat Berlalu Saat Kita di Gunung Daripada Pantai?
Einstein agaknya merasa terganggu dengan kehadiran mereka. "Namun, ia terlanjur terjebak dalam mobilnya, diapit terjepit di antara mantan direktur institut itu, Frank Aydelotte, dan istrinya, Marie," imbuh Hucal.
"Sudah cukup!..." celetuknya berulang kali sembari sedikit berteriak pada wartawan yang terus memaksanya.
"Hei, Profesor, tolong tersenyum untuk foto ulang tahun," teriak seseorang wartawan dari luar mobil, yang sedikit menyerah untuk mendapatkan jawabannya.
Secara cepat, dalam beberapa detik, Einstein yang sedikit merasa kesal, hanya menjulurkan lidahnya sebelum pintu mobilnya tertutup dan menghilang dari kejaran wartawan.
Tak banyak yang beruntung untuk mendapatkan momen jenaka tersebut, hanya fotografer bernama Arthur Sasse yang berhasil mengabadikan momen unik dan langka tersebut.
Ia yang terlihat risih dengan kejaran wartawan, tak bersikap marah, melainkan menjulurkan lidahnya, membuktikan sikap jenaka dalam diri Einstein. Dengan cepat, foto itu beredar di seluruh dunia, menjadi sebuah gambar ikonik.
"Profesor pelupa dengan rambut acak-acakan, yang sering lupa memakai kaus kaki, tetapi teori relativitasnya masih dipahami hanya oleh pikiran paling cemerlang di dunia, diangkat menjadi tokoh paling jenius yang juga jenaka," pungkas Hucal.