Untuk bisa membuat ilustrasi benda langit, dalam hal ini eksoplanet atau planet di bintang lain, tentu terlebih dahulu harus mengetahui planet seperti apa yang ditemukan.
Masalahnya, para astronom belum pernah ke planet itu. Jadi bagaimana mereka bisa mengetahui kondisi planet tersebut dan menggambarkannya?
Ilustrasi planet yang dilihat selama ini dibuat dari data planet yang ditemukan dan disesuaikan dengan contoh planet yang kita kenal selama ini. Contoh yang kita punya tak lain planet-planet yang ada di Tata Surya. Dari planet di Tata Surya, kita mengetahui bahwa planet yang padat dengan komposisi batuan terbentuk di dekat Matahari, karena batuan dan logam berkondensasi pada suhu tinggi. Sedangkan planet gas raksasa dan planet es raksasa yang kerapatannya lebih renggang terbentuk jauh dari Matahari, karena senyawa hidrogen berkondensasi pada suhu yang rendah.
Informasi lainnya, planet yang terbentuk di dekat Matahari itu sangat panas. Semakin jauh dari Matahari, temperatur akan turun dan ada area yang hangat dimana air bisa tetap berwujud cair dan semakin jauh lagi, suhunya sangat dingin. Di area ini air akan berbentuk padatan es.
Planet – planet di Tata Surya jadi model utama untuk perbandingan dengan data eksoplanet di bintang lain.
Masalah lainnya, jangankan berkunjung ke eksoplanet di bintang lain. Sebagian besar eksoplanet yang kita ketahui saat ini justru ditemukan dari metode tidak langsung. Dari 3541 planet yang ditemukan, baru 22 eksoplanet ditemukan lewat pengamatan secara langsung. Itu artinya, para astronom tidak melihat keberadaan planet di bintang lain secara langsung. Mereka mengembangkan teknik tertentu untuk bisa menemukan ada planet yang mengitari bintang.
Mencari planet dari perilaku bintang
Sebagai gambaran, kita melihat bintang di langit hanya berupa titik cahaya karena jaraknya yang sangat jauh. Planet, yang mengelilingi bintang itu ukurannya luar biasa kecil dibanding bintang. Jadi bagaimana kita bisa melihat planet secara langsung? Tentu tidak mudah.
Untuk planet yang mengitari bintang-bintang dekat Matahari, pengamatan langsung masih bisa dilakukan dengan teleskop yang ada di luar angkasa. Tapi, untuk planet di bintang yang sangat jauh, tentu saja sangat sulit.
Karena itulah, para astronom mencari planet dengan cara tidak langsung. Dua metode yang paling berhasil untuk menemukan planet di bintang lain adalah metode kecepatan radial dan metode transit.
Ketika pengamat mencari planet baru dengan metode kecepatan radial, yang diamati adalah goyangan bintang. Interaksi gravitasi antara planet dan bintang akan menyebabkan bintang tampak bergoyang mendekat ataupun menjauhi pengamat. Kita memang tidak bisa secara langsung melihat pergerakan bintang yang sangat kecil dan jauh itu. Tapi kita bisa mengetahui perubahan geraknya dari pergeseran pada spektrum cahaya yang diterima pengamat.
Untuk metode transit, para pengamat justru mencari perubahan pada cahaya bintang. Kalau bintang itu memiliki planet, maka saat planet melintas di depan bintang atau di antara bintang induknya dan pengamat di Bumi, maka cahaya bintang akan berkedip. Lebih tepatnya, cahaya bintang akan meredup sesaat. Peredupannya juga sangat kecil dibanding kecerlangan bintang yang sangat terang.
Informasi dari eksoplanet