Menelisik Lebih dalam Tentang Pemanasan Global

By , Rabu, 1 Februari 2017 | 12:00 WIB

Terkadang, beberapa faktor lain mempengaruhi suhu global dalam waktu singkat. Erupsi gunung berapi, misalnya, menyemburkan partikel-partikel yang dapat mendinginkan permukaan Bumi sementara. Tetapi efek ini  akan menghilang dalam beberapa tahun. Siklus lain, seperti El Nino, juga berdampak dalam waktu singkat dan dapat diprediksi.

Saat ini, manusia telah meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer lebih dari sepertiga sejak revolusi industri. Perubahan besar ini secara historis membutuhkan waktu ribuan tahun, tetapi kini terjadi hanya dalam beberapa dekade.

Mengapa perubahan iklim harus jadi perhatian?

Peningkatan pesat gas rumah kaca merupakan sebuah masalah, karena dapat mengubah iklim lebih cepat dari kemampuan adaptasi beberapa makhluk hidup. Selain itu, lebih banyak iklim baru dan tak terprediksi juga menghadirkan tantangan unik bagi seluruh kehidupan di Bumi.

Baca juga:

Kenaikan Suhu Global Sebabkan Burung Bermigrasi Lebih Awal

Peta Ini Gambarkan Gerakan Migrasi Spesies Akibat Perubahan Iklim

Secara historis, iklim Bumi telah teratur bergeser bolak-balik antara suhu seperti sekarang, dan suhu yang cukup dingin hingga membuat lapisan besar es menutupi sebagian Amerika Utara dan Eropa. Perubahan antara suhu rata-rata global saat ini dan selama zaman es tersebut hanya sekitar 5 derajat Celsius. Perubahan ini berlangsung lambat, selama lebih dari ratusan ribu tahun.

Kini, dengan konsentrasi gas rumah kaca yang meningkat, sisa lapisan es Bumi (seperti di Greenland dan Antarktika) juga mulai meleleh. Kelebihan air ini dapat berpotensi meningkatkan permukaan laut secara signifikan.

Seiring kenaikan suhu, iklim dapat berubah dengan cara yang tak terprediksi. Selain kenaikan permukaan laut, cuaca juga bisa menjadi lebih ekstrim. Ini artinya, akan ada badai-badai besar yang intens, lebih banyak hujan kemudian diikuti oleh kekeringan dan kemarau panjang (tantangan untuk tanaman), mengubah wilayah yang menjadi tempat hidup tumbuhan dan hewan, serta menyebabkan hilangnya persediaan air global dalam bentuk gletser.