6 Hewan “Hantu” yang Tak Kalah Seram dari Malam Halloween

By , Selasa, 31 Oktober 2017 | 15:00 WIB

Seorang ahli ikan di Florida Museum of Natural History, George Burgess, mengemukakan bahwa hiu ini tidak sesuai dengan julukan yang mereka dapatkan. Hal itu disebabkan karena 50 spesies hiu hantu tersebut diketahui bukanlah hiu.

Mereka adalah chimera, sejenis ikan turunan hiu dari 400 juta tahun yang lalu. Makhluk yang tinggal di air yang dalam ini tampak lebih mirip monster Frankestein daripada hantu, dengan organ sensorik yang menimbulkan bercak pada kulit mereka seperti jahitan.

Ngengat Hantu

Ngengat hantu jantan memiliki hobi “menari kecil” untuk menarik lawan jenis. “Serangga ini tidak diketahui asalnya dari mana. Tiba-tiba bermunculan dari tanah seperti meerkat, maju mundur, dan kemudian kembali masuk ke dalam tanah,” kata Burgess.

“Mereka sangat meniru kesan kita tentang bagaimana hantu itu muncul dan hilang,” tambah Burgess. Belum lagi, warna putihnya membuat mereka lebih tampak seperti hantu.

Ular Hantu

Setelah sekian lama, spesies Madagaskarophis lolo ini berhasil ditemukan. (Sara Ruane)

Sementara itu, di Madagaskar, para ilmuwan baru-baru ini menemukan seekor ular abu-abu pucat dan menamainya Madagascarophis lolo, yang mana merupakan sebutan Malagasy untuk “hantu”.

Reptil yang disebut luu-luu ini tidak terdeteksi dalam waktu yang lama. Makna dari luu-luu itu sendiri adalah bagian dari kelompok ular bemata kucing, karena pupil mereka yang mirip dengan pupil kucing.

Ular hantu adalah sejenis ular bermata kucing, yang dikenal dengan pupil mereka yang menyerupai pupil kucing. (Sara Ruane)

Katak Hantu

Semua tujuh spesies kodok hantu hidup di Afrika Selatan. Namun, amfibi kecil ini tidak memiliki wujud yang mengerikan.

Katak hantu berwarna hijau layaknya katak pada umumnya, dan julukan yang mereka dapatkan mungkin berasal dari daerah Skeleton Gorge di Cape Town’s Table Mountain, tempat tinggal suatu spesies yang terancam punah.

“Skeleton Gorge memiliki aliran sungai yang deras, dan katak hantu memiliki ‘cangkir hisap’ yang sangat besar, sehingga mereka dapat berpegangan pada batu,” kata Burgess. Berudu bahkan memiliki mulut seperti pengisap untuk menahan arus yang deras.