6 Hewan “Hantu” yang Tak Kalah Seram dari Malam Halloween

By , Selasa, 31 Oktober 2017 | 15:00 WIB

Halloween telah tiba. Biasanya, banyak orang yang menggunakan kostum hantu-hantu dan berdandan menyeramkan untuk memeriahkan malam Halloween.

Ternyata, tidak hanya hantu saja yang mendapatkan reputasi menyeramkan bagi orang-orang. Ada beberapa hewan liar yang juga terkenal menyeramkan. Berikut 6 hewan tersebut.

Lemur

Lemur berbulu hitam putih seringkali membuat suara seperti hantu yang terdengar jauh di hutan Madagaskar. (Thomas Marent, Minden Pictures, National Geographic Creative)

Lemur, seperti lemur Madagaskar, memiliki panggilan lokal yang menyeramkan, yaitu ‘hantu atau roh yang tinggal di hutan’,” kata Chelsea Feast, ahli lemur untuk Tennessee Aquarium. Kata “lemur” berasal dari istilah Latin untuk hantu.

Feast menambahkan, meskipun telah terancam punah, lemur berbulu leher merah dan hitam putih memiliki julukan yang “hampir terdengar jahat”.

Hal menyeramkan lain ada di mata mereka. Sebuah film khusus pada mata lemur yang disebut tapetum memantulkan cahaya yang begitu bersinar, seperti mata kucing. Ada yang sangat oranye, bahkan beberapa orang mengatakan bahwa pantulan itu sangat mengerikan.

Aye-aye

Seekor aye-aye menempel di pohon palem di Madagaskar timur. Melihat aye-aye dianggap sebagai pertanda buruk bagi sebagian besar orang. (Thomas Marent, Minden Pictures, National Geographic Creative)

Sama halnya dengan lemur, aye-aye juga terancam punah. Aye-aye merupakan sejenis lemur nocturnal yang besar dengan jari tengah “penyihir”, yang biasa digunakan untuk menemukan serangga.

“Sesuatu dianggap sebagai pertanda buruk jika Anda melihat aye-aye, dan sewaktu-waktu orang membunuh mereka sekali melihat,” ujar Feast.

Hiu Hantu

Hiu hantu Australia memiliki moncong gajah yang bisa mendeteksi mangsa di dasar laut. (Norbert Wu, Minden Pictures, National Geographic Creative)

Seorang ahli ikan di Florida Museum of Natural History, George Burgess, mengemukakan bahwa hiu ini tidak sesuai dengan julukan yang mereka dapatkan. Hal itu disebabkan karena 50 spesies hiu hantu tersebut diketahui bukanlah hiu.

Mereka adalah chimera, sejenis ikan turunan hiu dari 400 juta tahun yang lalu. Makhluk yang tinggal di air yang dalam ini tampak lebih mirip monster Frankestein daripada hantu, dengan organ sensorik yang menimbulkan bercak pada kulit mereka seperti jahitan.

Ngengat Hantu

Ngengat hantu jantan memiliki hobi “menari kecil” untuk menarik lawan jenis. “Serangga ini tidak diketahui asalnya dari mana. Tiba-tiba bermunculan dari tanah seperti meerkat, maju mundur, dan kemudian kembali masuk ke dalam tanah,” kata Burgess.

“Mereka sangat meniru kesan kita tentang bagaimana hantu itu muncul dan hilang,” tambah Burgess. Belum lagi, warna putihnya membuat mereka lebih tampak seperti hantu.

Ular Hantu

Setelah sekian lama, spesies Madagaskarophis lolo ini berhasil ditemukan. (Sara Ruane)

Sementara itu, di Madagaskar, para ilmuwan baru-baru ini menemukan seekor ular abu-abu pucat dan menamainya Madagascarophis lolo, yang mana merupakan sebutan Malagasy untuk “hantu”.

Reptil yang disebut luu-luu ini tidak terdeteksi dalam waktu yang lama. Makna dari luu-luu itu sendiri adalah bagian dari kelompok ular bemata kucing, karena pupil mereka yang mirip dengan pupil kucing.

Ular hantu adalah sejenis ular bermata kucing, yang dikenal dengan pupil mereka yang menyerupai pupil kucing. (Sara Ruane)

Katak Hantu

Semua tujuh spesies kodok hantu hidup di Afrika Selatan. Namun, amfibi kecil ini tidak memiliki wujud yang mengerikan.

Katak hantu berwarna hijau layaknya katak pada umumnya, dan julukan yang mereka dapatkan mungkin berasal dari daerah Skeleton Gorge di Cape Town’s Table Mountain, tempat tinggal suatu spesies yang terancam punah.

“Skeleton Gorge memiliki aliran sungai yang deras, dan katak hantu memiliki ‘cangkir hisap’ yang sangat besar, sehingga mereka dapat berpegangan pada batu,” kata Burgess. Berudu bahkan memiliki mulut seperti pengisap untuk menahan arus yang deras.