Langkah-langkah Menciptakan Tempat Kerja yang Sehat Bagi Mental

By , Selasa, 14 November 2017 | 15:00 WIB

Berbagai studi kasus yang kami cermati menunjukkan adanya peningkatan tren di mana kesehatan mental ditangani sebagai bagian dari strategi kesehatan, kesejahteraan, dan keselamatan yang lebih luas. Berbagai prakarsa semakin terintegrasi dan dibangun di sekitar kesehatan yang positif, pencegahan dan pengenalan dini, di samping dukungan dan rehabilitasi ketika diperlukan. Jadi, apa sebetulnya yang dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut?

Salah satu langkah utamanya sering kali adalah memusatkan perhatian pada lingkungan kerja itu sendiri. Langkah itu bisa berupa tindakan sederhana seperti meningkatkan masuknya cahaya alami, udara segara dan membawa masuk tanaman. Kelembaman rutinitas kantor bisa dikurangi dengan membeli meja-meja berdiri—atau bahkan meja treadmill.

Corak dan penampilan tempat kerja bisa digeser dengan ruang-ruang pertemuan sosial, opsi-opsi makanan sehat di tempat kerja, area istirahat makan siang yang sesuai dan fasilitas olahraga diskon di tempat kerja atau di sekitarnya, dipadu dengan pengaturan kerja yang fleksibel untuk mendorong pemanfaatan fasilitas-fasilitas tersebut.

Juga merupakan hal yang lazim bagi perusahaan-perusahaan untuk menangani stres terkait pekerjaan. Dalam hal ini pun mereka tampaknya bisa melakukannya dengan mudah, tetapi tidak semua melakukannya. Salah satu langkah yang sudah diperlihatkan untuk mengurangi secara signifikan tingkat stres pegawai selama cuti tahunan adalah memasang sistem email yang menghapus pesan ketika fitur out-of-office diaktifkan. Para pengirim email diberitahu agar mengirimkan pesan kembali setelah orang yang bersangkutan kembali dan penerima email tidak pulang dari berlibur untuk menyibukkan diri dengan tumpukan email.

Anjing

Pada ujung lebih ekstrem spektrum, beberapa bisnis korporat besar mendatangkan para pelatih profesional untuk memberikan pelatihan personal dan kelompok, atau menyediakan ruang istirahat untuk tidur siang mengembalikan tenaga maupun kontemplasi yang tenang. Para majikan bahkan bisa mengandalkan peran terapi hewan peliharaan. Terdapat bukti kuat bahwa meluangkan waktu mengamati, menepuk-nepuk atau mengajak berjalan-jalan anak anjing atau anjing yang riang bisa menurunkan kadar stres secara signifikan.

(Baca juga: Menyelami Isi Kepala Seekor Anjing)

Strategi-strategi lain yang kami jumpai meliputi perusahaan yang membuat janji terbuka untuk menangani masalah-masalah kesehatan mental maupun terlibat dalam kampanye-kampanye kesehatan mental seperti See Me, Time to Change atau Beyond Blue. Perusahaan-perusahaan besar ini juga berinvestasi dalam pelatihan kesehatan mental di tempat kerja, termasuk tema-tema seperti mengelola kesehatan mental, pertolongan pertama pada kesehatan mental dan membangun ketahanan, kemampuan beradaptasi menghadapi tantangan.

Dalam 23 studi kasus korporat global, bermunculan strategi-strategi umum untuk menangani kesehatan mental di tempat kerja. Kerja yang fleksibel membuahkan hasil, seperti yang dilakukan kebijakan mengizinkan pegawai menukar gaji dengan cuti. Konseling, Terapi Perilaku Kognitif (CBT) dan layanan penuh perhatian juga berhasil. Sebuah lingkungan yang terbuka bisa sangat penting. Meningkatkan melek kesehatan mental dan para jago kesehatan mental bisa mendorong orang untuk bersuara dan minta pertolongan.

Entah itu sebuah usaha kecil atau perusahaan multinasional FTSE 100, menangani kesehatan mental yang buruk adalah keharusan di dunia saat ini. Studi kasus yang dirujuk di sini hanya merepresentasikan 23 bisnis korporat global, tetapi studi kasus itu juga merepresentasikan praktik-praktik yang bisa menghasilkan perbedaan.

()
Masing-masing organisasi berbeda dan menghendaki serangkaian kebijakan unik yang memenuhi kebutuhan stafnya. Dengan demikian triknya adalah mengidentifikasi apa kebutuhan-kebutuhan itu, bagaimana sebuah program kesehatan mental tempat kerja bisa dimulai untuk menangani persoalan, dan mengajak seluruh pegawai saat Anda mengupayakan cara melaksanakan kebijakan penanganan kesehatan mental.

Tine Van Bortel, Senior Research Associate in Public Health, University of Cambridge

Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.