Membebaskan Orang Dengan Gangguan Jiwa dari Pasung

By , Jumat, 15 Desember 2017 | 18:00 WIB

Meski merangkap dengan banyak tanggung jawab lain, Sian sangat peduli dengan pasien-pasien di Panti Mbah Marsiyo.

Sian tidak pernah mendapatkan pelatihan perawat kesehatan jiwa. Namun ia menggerakkan kolega di puskesmas untuk menyisihkan sebagian penghasilan mereka untuk memberi makan dan alat mandi kepada pasien Panti Mbah Marsiyo secara berkala.

Sian juga setiap bulan membawa obat dari Dinas Kesehatan Kebumen untuk pasien jiwa di Panti Mbah Marsiyo. Dinas Kesehatan mulai menyumbangkan obat psikiatri ke Panti Mbah Marsiyo pada 2014. Sejak saat itu sebagian penghuni Panti Mbah Marsiyo mendapatkan persediaan obat-obatan. Pengobatan yang rutin untuk mengontrol gejala, termasuk bagian dari manajemen penanganan pasien dengan gangguan jiwa.

Inspirasi dari workshop

Pada September 2017, Sian menghadiri workshop internasional mengenai pemberantasan praktik pasung yang kami selenggarakan.

Workshop ini dihadiri para penggerak Gerakan Bebas Pasung Indonesia, baik nasional maupun lokal, juga para peneliti internasional yang tertarik dengan perkembangan sistem kesehatan jiwa Indonesia. Kami mengundang Sian sebagai tamu kehormatan.

Sian sangat terinspirasi oleh workshop tersebut. Sebuah ide muncul di kepalanya untuk memecahkan masalah di Panti Mbah Marsiyo: menjadikannya panti resmi milik Dinas Sosial. Sian kemudian menghubungi Kepala Dinas Sosial Kebumen dr. Budi Satrio dengan ide tersebut.

Kepala Dinas Sosial Kebumen dokter Budi Satrio menanggapi ide Sian. Dinas Sosial Kebumen kemudian menyelenggarakan bakti sosial di Panti Mbah Warsiyo. Sekitar 90 orang dari berbagai sektor terlibat dalam bakti sosial. Mereka membersihkan lingkungan sekitar panti, memandikan orang dengan gangguan jiwa yang jumlahnya sekitar 60 orang dan mencukur rambut mereka. Separuh dari Pasien Panti Mbah Marsiyo sudah tidak dipasung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kebumen membawa dua truk air untuk keperluan bakti sosial ini.

Bupati Kebumen Muhammad Yahya Fuad, DPRD, dan pihak-pihak terkait saat ini merencanakan membangun fasilitas panti jiwa baru di Kebumen. Panti tersebut direncanakan akan menjadi tempat perawatan orang dengan gangguan jiwa yang manusiawi tanpa pemasungan. Kemajuan di Kebumen ini luar biasa, selangkah demi selangkah mereka membangun sistem kesehatan jiwa yang komprehensif.

Bukan kerja instan

Kerja advokasi tidak singkat. Meski saat ini ada perhatian dan rencana perubahan dari pemerintah untuk pasien di Panti Mbah Marsiyo, masih ada orang dengan gangguan jiwa yang dipasung di panti tersebut. Keluarga orang dengan gangguan jiwa juga masih mengirimkan anggota keluarganya untuk dipasung.

Contohnya, pada Oktober lalu Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada mengatur kunjungan peserta International Short Course untuk belajar tentang kemampuan advokasi untuk pengembangan sistem kesehatan jiwa ke Panti Mbah Marsiyo. Kunjungan tersebut untuk menunjukkan kepada peserta tantangan pengembangan sistem kesehatan jiwa di lapangan.

(Baca juga: Semakin Banyak Pengguna Narkoba Mengalami Gangguan Jiwa)

Ketika Mbah Marsiyo sedang sibuk menerima tamu, sebuah minibus berwarna pink datang menerobos kerumunan.