Upaya Mengembalikan Keseimbangan yang Terlupakan

By , Senin, 16 Januari 2017 | 10:05 WIB
Seorang pekerja memanen jamur tiram putih di kawasan Puncak, Jawa Barat. Jamur tiram putih tidak memiliki klorofil melainkan spora yang membentuk hifa. Hifa ini membentuk suatu jaringan miselium guna menyerap air, nutrisi dan bahan organik dari media tanam untuk pertumbuhannya. Budidaya jamur ini turut meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. (Yunaidi/National Geographic Indonesia)

Kalau hanya dilihat sebagai bisnis belaka, Tejo dan Harry sama-sama mengkhawatirkan akan ada segelintir pengusaha yang bermain di sini. Ujung-ujungnya, petani kembali terjepit. Pemahaman sempit ini yang  coba dibongkar. “Kita coba memasukkan ‘mata-mata’ dalam program Go Organik 2010 itu. Paling tidak, ini untuk melihat dan menjaga agar tak melenceng jauh tentang pemahaman tadi,” tutur Tejo.

Di beberapa tempat pertanian organik memang sudah dijalankan lewat Go Organik 2010 itu. Di Bogor sudah dijalankan oleh kelompok tani Mekar Tani, Kelurahan Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat pada komoditas padi di lahan 20 hektare. Lalu berikutnya di Kabupaten Bulukumba, Makassar. Lewat Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura saat ini mereka giat sekali mempopulerkan pertnaian organik.

Sayangnya, selain hanya lebih kepada kepentingan bisnisnya saja, pengertian organik yang dimiliki mereka baru sebatas pada meminimalkan peran bahan-bahan kimia dalam pengelolaan pertanian. Tidak salah memang, tetapi pengertian itu terasa kurang lengkap. “Untuk Bulukumba, penerapannya masih lebih unggul ketimbang Bogor. Mereka sudah memakai dan mengembangkan padi lokal, dan itu cukup bagus,” komentar Tejo menanggapi pelaksanaan pertanian organik di kedua daerah tadi.

Dari segi kesehatan produk-produk pertanian organik telah terbukti menurunkan kandungan kimia dalam tubuh anak. Ini didasarkan pada hasil studi yang dilakukan Universitas Washington, AS. Selain itu, produk ini mampu melawan kanker. Sebab tanaman akan memproduyksi flavonoid yang yakini sebagai pelindung tamanan dari serangan hama, bakteri, infeksi jamur dan foto oksidasi. Zat ini merupakan jenis yang sama untuk mencegah kanker dan penyakit jantung serta menghambat disfungsi neurologi berkaitan dengan penambahan usia.

Keluhan atas mahalnya harga produk-produk organik itu diakui oleh Tejo. Ini disebabkan sistem penjualan adalah fair trade, produsen dan konsumen sama-sama merasa diuntungkan. Petani dan penjual sama-sama menentukan harga. Selain itu, areal produksinya masih sangat terbatas dan waktu panen relatif lebih lama.

Untuk mengangkat pertanian organik, Tejo mengajak rekan-rekan lainnya untuk membuat kampanye yang high profile. “Karena berangkatnya dari kaum rohaniawan, pertanian organik memang menyebar secara low profile. Saya sebetulnya saya tak setuju dengan (model) ini, karena ancaman yang kita hadapi makin besar.”