Mengapa Tanzania Melelang Gigi Kuda Nil?

By , Rabu, 31 Januari 2018 | 17:00 WIB

Tanzania melelang empat ton gigi kuda nil pada Senin (29/1) lalu. Ini meningkatkan kekhawatiran para konservasionis. Gigi yang dibeli secara legal tersebut mungkin saja berakhir di pasar gelap dan akhirnya meningkat permintaan terhadap “gading” kuda nil.

James Wakibara, kepala Tanzania Wildlife Authority yang menyelenggarakan lelang tersebut, mengatakan, gigi-gigi itu berasal dari kuda nil yang mati secara alami maupun terbunuh.

(Baca juga: Kelaparan, Afrika Selatan Mulai Bunuh Kuda Nil dan Banteng)

Petugas lain menambahkan, beberapa gigi juga berasal dari sitaan penyelundup dan pemburu liar. Uang yang dikumpulkan dari hasil lelang akan digunakan untuk upaya konservasi kuda nil.

Menurut studi 2017 yang dilakukan para peneliti dari University of Hong Kong, sebagian besar gigi kuda nil yang dijual biasanya berakhir di Hong Kong, Tiongkok atau Amerika Serikat. Gigi kuda nil diukir menjadi patung, pernak-pernik, atau ornamen lainnya – dan dianggap sebagai barang mewah. Lebih dari tiga perempat impor gigi kuda nil di Hong Kong, diketahui berasal dari Uganda dan Tanzania.

Gigi kuda nil yang sudah diukir. (Rebecca Hale/National Geographic)

Angka tersebut hanya mencerminkan perdagangan yang dilaporkan. Sejauh ini hanya diketahui jumlah gigi yang dibawa ke Hong Kong. Namun, tidak ada laporan lengkap mengenai jumlah yang dijual ke luar Afrika. Ketidaksesuaian ini mengacaukan regulasi yang dibuat untuk melindungi kuda nil. Membuat populasi mereka berada dalam bahaya.

Tidak jelasnya peraturan, perburuan ilegal, perdagangan gigi, hilangnya habitat, perubahan iklim, dan perilaku manusia dianggap sebagai ancaman terbesar bagi kuda nil yang merupakan hewan terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature.

Pada 2001, kuda nil di Tanzania diketahui berjumlah 20 ribu. Namun, di seluruh benua tersebut, jumlahnya tidak mencapai 130 ribu.

Sama terancamnya dengan gading gajah

Untuk melindungi kuda nil, sejak 2001, Tanzania sudah membatasi ekspor gigi tidak lebih dari 23,300 pounds per tahun. Namun, menurut studi, tidak ada yang tahu dengan pasti seberapa banyak gigi kuda nil yang dibawa ke luar Tanzania.

“Sejak 2004, pemerintah Tanzania menyatakan bahwa hanya ada satu pengiriman gigi kuda nil ke Hong Kong. Padahal, bukti catatan berkata lain,” tulis studi tersebut. Catatan di Hong Kong menunjukkan impor gigi kuda nil dari Tanzania mencapai 3,500 hingga 14,300 pounds setiap tahun.

Gigi kuda nil paling banyak dijual ke Hong Kong (Alexandra Andersson)

Alexandra Andersson, pemimpin studi dan peneliti perdagangan satwa liar, khawatir jika pelelangan gigi kuda nil di Januari ini akan memberikan pengaruh yang sama seperti lelang gading gajah pada 1999 dan 2008. Ketika penjualan gading gajah meningkat, banyak orang mengincar gigi kuda nil sebagai penggantinya.

“Setelah diukir, gigi kuda nil sulit dibedakan dengan gading gajah. Dengan dunia yang semakin peduli terhadap konservasi gajah, ada risiko nyata bahwa perburuan dan perdagangan bisa beralih dari gading ke gigi kuda nil,” papar Jeff Chrisfield, CEO organisasi konservasi African Wildlife Foundation.

Mencegah penjualan ilegal

Wakibara, dari Tanzania Wildlife Authority mengatakan, jenis lelang seperti itu pernah diselenggarakan sebelumnya dan “tidak perlu khawatir ini akan memicu penjualan”.

Kebalikannya, Andersson mengatakan, cara ini penuh dengan risiko. Di masa depan, beberapa langkah perlu diambil untuk mengontrol permintaan gigi kuda nil. Juga mencegah perburuan dan penyelundupan kuda nil.

(Baca juga: Penjualan Produk Gading Gajah di Online Shop)

Andersson menekankan pentingnya perkiraan jumlah kuda nil terbaru. Ketika itu sudah lengkap, para peneliti harus menganalisis jumlahnya untuk menentukan apakah populasi kuda nil bisa menopang perdagangan gigi mereka.

Jika sudah ditentukan bahwa perdagangan gigi tidak memberikan ancaman serius terhadap jumlah kuda nil, maka pencatatan harus tetap dilakukan. Upaya juga perlu dilakukan dari pihak Hong Kong. Survei untuk menghitung jumlah gigi kuda nil yang beredar di Hong Kong bisa mencegah penjualan ilegal. Andersson juga menyarankan perlunya proses registrasi dan perizinan penjualan gigi kuda nil.

Terakhir, dia menambahkan, pemerintah Tanzania harus diberi lebih banyak dukungan. Pembiayaan, pelatihan, peralatan, staf, dan tindakan anti-korupsi akan membantu mencegah perburuan dan penyelundupan gigi kuda nil.