Saat Ibu Depresi, Bayi pun Ikut Merasakannya

By National Geographic Indonesia, Jumat, 16 Februari 2018 | 17:00 WIB
Ibu hamil yang memiliki fluktuasi stres yang lebih besar dari satu saat ke saat berikutnya disebut labilitas. (Pen Medicine Lancaster General Health)

Contoh ‘still face experiment’ (eksperimen wajah tanpa ekspresi).

Dalam setiap kunjungan, kami mengukur stres bayi dengan mengumpulkan sampel air liur untuk melihat perubahan dalam kortisol. Kami juga mengumpulkan informasi tentang berapa banyak gejala depresi yang dirasakan para ibu.

Akhirnya, ketika para bayi berumur 18 bulan, kami bawa kembali keluarga-keluarga itu ke lab dan mengumpulkan air liur untuk mengukur panjang telomer bayi.

Gejala depresi yang memburuk pada ibu terkait dengan respons stres kortisol lebih besar pada bayi umur 6 dan 12 bulan. Di samping itu, bayi dengan respons stres kortisol lebih tinggi cenderung memiliki telomer lebih pendek pada umur 18 bulan.