Perjuangan Anjing Pelacak di Afrika untuk Melawan Serangan Pemburu

By , Senin, 19 Februari 2018 | 14:00 WIB
Mara Triangle memperkenalkan dua anjing pelacak pertamanya di 2009. (Yasuyoshi Chiba/AFP)

“Ada kalanya kami tidak mampu melihat jejak para pemburu. Namun, jika ada pengunjung yang mencurigakan, kami langsung menyuruh anjing ini untuk melacak aroma tubuhnya. Akhirnya, kami bisa menangkap pemburu tersebut di penghujung hari,” tambahnya.

Anak-anak anjing pelacak tersebut juga sedang dilatih oleh mantan anggota kepolisian, Linda Porter dan John Luttenberg, yang menghabiskan puluhan tahun untuk memburu buronan di seluruh wilayah di Amerika Serikat.

Lini pertahanan pertama

Pada akhir 1990-an, Mara Triangle, lumpuh karena perburuan yang merajalela. Salah satu jagawana mengatakan, peristiwa tersebut sangat mengerikan. “Para turis dirampok, ditelanjangi, dan ditinggalkan di pinggir jalan,” ujarnya.

Adanya unit anjing pelacak ini bisa mengurangi perburuan liar di siang hari. Sementara, teknologi lain seperti kamera pencitraan termal membantu mengawasi pemburu di malam hari.

Kesepakatan bersama antara Kenya dan Tanzania memperbolehkan para penjaga hutan dan anjing pelacak mereka untuk berpatroli di dalam Serengeti.

“Kami merupakan lini pertahanan pertama dari Tanzania. Kami mencegah para pemburu untuk menghampiri Mara dan Kenya. Masih banyak hal yang bisa dilakukan, tapi kami berhasil menangkap 4000 pemburu selama 18 tahun terakhir,” kata Asuka Tahita, dokter hewan berbahasa Swahili yang merawat anjing-anjing pelacak.

Perburuan daging

Selama musim migrasi, pada Juli dan Agustus, para jagawana menemukan ribuan perangkap dipasang di taman nasional. Langas mengatakan, dia mencabut 511 perangkap per harinya.

Meskipun begitu, sejak Kenya memperbaiki undang-undang margasatwanya pada 2013, keadaannya mulai membaik. “Fakta bahwa Anda akan dipenjara seumur hidup atau membayar denda sebesar 20 juta shilling (sekitar Rp2,6 milyar) membuat pemburu ketakutan. Itu bagus untuk kami,” papar Tahita.

(Baca juga: Mengapa Tanzania Melelang Gigi Kuda Nil?)

Selama ini, perburuan gading menjadi perhatian utama. Namun, laporan di 2014 menyatakan bahwa perburuan daging yang diabaikan di Kenya, justru meningkat pada jumlah “yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

Laporan itu mengutip satu kasus di mana ditemukan 6000 kilo daging dalam sebuah kendaraan di Mara. Harganya kira-kira senilai 11 ribu dollar AS atau sekitar Rp15 juta apabila dijual.

“Jika dibiarkan, ini bisa mengakibatkan kemusnahan banyak spesies,” tulis laporan tersebut.