Dinasti Pandiya, Peradaban Paling Berumur Panjang dalam Sejarah

By Galih Pranata, Senin, 17 Januari 2022 | 15:00 WIB
Pelabuhan Pandyan kuno Chennai, India. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah kerajaan terdiri dari banyak wilayah yang diperintah oleh satu badan pemerintahan terpusat, seringkali seorang kaisar atau raja. Masa-masa kerajaan dimulai saat manusia telah mengubah cara berpikirnya dari masa ke masa.

Selama manusia bercita-cita untuk memerintah dan berkuasa, akan muncul kerajaan dan peradaban. Beberapa kerajaan baru lahir, diperkirakan berasal dari sekitar 4.500 tahun sebelum masehi, tepatnya akhir Zaman Batu. 

Untuk menentukan kerajaan yang paling lama berdiri dalam sejarah, beberapa riset telah dilakukan oleh Douglas A. McIntyre kepada 24/7 Wallst. Ia menemukan Kerajaan Pandiya sebagai yang paling langgeng bertahan di bumi.

McIntyre menulis dalam artikelnya berjudul This Is the Longest-Lived Empire in History, yang dipublikasikan pada 5 Januari 2022.

"Kerajaan dengan umur terlama di dunia adalah dinasti Pandiya, yang umurnya berlangsung selama 1.925 tahun, antara tahun 580 SM hingga berakhir pada 1345 M," ungkapnya. 

Meskipun beberapa raja-raja Pandiya telah eksis pada abad-abad sebelumnya, dinasti ini diperkirakan baru dimulai sekitar awal abad keenam SM.

Pemerintah Tamil Nadu bekerjasama dengan para ahli kelautan yang bereputasi untuk membantu pemerintah dalam proses ekskavasi benda arkeologis di Korkai, kota pelabuhan kuno kerajaan Pandiya.

Pandiya merupakan kerajaan yang dikenal juga dengan nama Madurai. Ia merupakan dinasti yang berkuasa di kawasan India Selatan, yag merupakan salah satu dari tiga dinasti keturunan Tamil, selain Chola dan Chera.

Temuan arkeologis mengungkapkan bahwa kekuasaan Pandiya telah mencakup hampir seluruh wilayah India dan sebagian Sri Lanka. Pada bulan oktober 2021 silam, ditemukan kembali sejumlah bukti yang menunjukkan pola-pola kehidupan ekonomi Pandiya.

Dilansir dari The Statesman, Thangam Tenarasu, menteri negara untuk Industri, Kebudayaan, dan arkeologi Tamil, mengungkap hasil temuan dari para tim di wilayah Korkai. 

"beberapa artefak ditemukan dari kota pelabuhan kuno Korkai yang menunjukkan hubungan maritimnya dengan Roma, Cina, dan Mesir," ungkap Tenarasu dalam artikel berjudul Tamil Nadu: Ancient Pandyan port of Korkai to be excavated, terbit tahun 2021.

Catatan perjalanan Marco Polo setidaknya memberikan juga pencerahan tentang kehidupan bangsa Pandiya di abad ke-13, saat perjalanannya ke India. Salah satu raja terbesarnya bernama Nedumuran.

Nedumaran merupakan raja yang memerintah seluruh bagian selatan Tamil Nadu dari Madurai hingga Kanyakumari selama 50 tahun, dari 640 M hingga 690 M. TS Subramanian mengulasnya kepada The Hindu.

Kota Madurai Modern, di waktu fajar. (Wikimedia Commons)

Ia mengisahkan kesaksian Marco Polo dalam artikel ulasan berjudul ‘Pandyan Nindraseer Nedumaran’ review: A warrior-king and his legacy, yang dipublikasikan pada 21 November 2020.

"Kerajaan itu dipimpin oleh 5 bersaudara yang saat itu (saat Marco Polo berkunjung ke Pandiya) tengah dipimpin raja bernama Sonder Bandi Davar (Sundarapandi Thevar)," ulas Subramanian.

Agaknya, eksistensi kerajaan Pandiya didasarkan pada kemakmuran dan kekayaan peradaban di sana. Marco Polo yang datang sekitar tahun 1293 M, menyebut bahwa Pandiya sebagai kerajaan yang kaya raya.

Baca Juga: Mengapa Orang India Rela Mandi di Sungai Paling Tercemar di Dunia Ini?

"Raja-raja Pandiya terbiasa mengenakan banyak perhiasan emas dan batu permata di leher dan pinggang mereka," tulisnya mengisahkan kesaksian Marco Polo. Raja di sana, umumnya memiliki 500 istri (termasuk permaisuri dengan selirnya).

Kekayaan dan kemakmuran membuat Pandiya menjadi peradaban yang berumur paling panjang, hingga pada akhirnya mengalami guncangan hebat sekitar tahun 1333. Kala itu, serangan dari kerajaan vassal bercorak Islam mulai menyerbu Pandiya.

"Serangan-serangan inilah yang kemudian menghancurkan peradaban besar yang cukup lama, menggerogoti mereka hingga hancur lebur pada 1345 M," pungkas Subramanian.

Baca Juga: Bagaimana Rasanya Menjadi Dalit, Kasta Paling Rendah di India?