Mengukur Radiasi Bencana Nuklir Fukushima Setelah Tujuh Tahun

By , Senin, 12 Maret 2018 | 14:00 WIB

Menyediakan pilihan informasi

Dalam seminggu, tim Safecast memiliki prototipenya dan mulai melakukan pembacaan. Mereka mengumumkan adanya ‘zona pengecualian’ yang terletak 20 kilometer di sekitar pabrik Fukushima.

Menurut Franken, beberapa pengungsi dipindahkan dari lokasi dengan radiasi rendah ke yang lebih tinggi. Meskipun zona tersebut telah diatur ulang, namun bagi warga setempat, sudah terlambat untuk mengembalikan kepercayaan kepada pemerintah.

Okano mengevakuasi ibu, istri, dan anak laki-lakinya, sementara ia tetap tinggal di sana bersama dengan teman-temannya. Setahun kemudian, setelah membaca data radiasinya sendiri dan upaya dekontaminasi, Okano membawa keluarganya pulang.

Ia mempelajari tentang rencana yang dilakukan Safecast. Pada 2013, Okano memasang Geiger di salah satu sudut kuilnya sebagai cara untuk menenangkan warga.

“Saya bilang kepada mereka: kami mengukur radiasi setiap hari. Jadi, bisa tahu apakah kita aman atau tidak,” cerita Okano.

Koriyama

Empat puluh kilometer dari sana, di kota Koriyama, Norio Watanabe mengawasi murid-murid remajanya yang berusaha membuat versi dasar penghitung Geiger.

Dengan mengenakan blazer dan rok tartan, murid-murid itu mengikuti instruksi di mana harus menempatkan kabel-kabel dan dioda.

Dua siswi mengecek aplikasi yang terhubung dengan pengukur Geiger untuk mengukur radiasi di kelasnya. (Behrouz Mehri/AFP)

Watanabe sendiri sudah menjadi relawan Safecast sejak 2011. Ia pun memiliki penghitung Geiger di mobilnya.

Beberapa hari setelah bencana nuklir, para pengungsi berbondong-bondong menuju ke Koriyama yang tidak termasuk wilayah evakuasi. Melihat hal itu, Watanabe berpikir kotanya cukup aman.

Namun ternyata, setelah dirinya melakukan pengukuran, ancaman radiasinya cukup tinggi. Watanabe menjauhkan anaknya dari Koriyama. Ia tetap tinggal di sana karena ingin menjaga ibunya.